STUDI KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA FUTURISTIK DAN NURTURISTIK DALAM PERANNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi pada Bank Pemerintah di Wilayah Jateng dan DIY)

Tujuan penelitian ini adalah menguji konflik pekerjaan-keluarga futuristik dan nurturistik dalam perannya terhadap kinerja pegawai. Faktor-faktor yang menjadi anteseden adalah dukungan atasan, dukungan keluarga, beban peran berlebih, dan religiositas. Konflik pekerjaan-keluarga dianalisis dalam dua dominan kepentingan, yaitu yang lebih dominan pada pekerjaan disebut dengan konflik pekerjaan futuristik, sementara yang lebih dominan pada keluarga disebut dengan konflik pekerjaan-keluarga nuturistik. Adapun dampak dari konflik pekerjaan-keluarga ini adalah kebutuhan afiliasi, kebutuhan prestasi, kinerja in-role, dan kinerja ekstra-role. Teori konservasi sumber daya digunakan untuk menjelaskan konflik pekerjaan-keluarga. Responden penelitian ini adalah para pegawai bank devisa pemerintah di wilayah Jateng dan Daerah Istimewa Jogjakarta. Pengumpulan data menggunakan metode survei dan sebanyak 411 kuesioner yang dapat dikembalikan dari 650 yang disebarkan, dan yang digunakan dalam analisis sebanyak 250 buah. Teknik sampling yang digunakan adalah proposional random dan convenience sampling. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan, sebelum menguji hubungan antar variabel dengan menggunakan model persamaan struktural. Analisis yang digunakan dalam studi ini menggunakan General Least square (GLS). Hasil penelitian memberikan kontribusi terhadap literature konflik pekerjaan�keluarga dalam tiga cara. Pertama konflik pekerjaan-keluarga futuristik dipengaruhi oleh dukungan atasan, religiositas, dan beban peran berlebih. Kedua dukungan atasan berpengaruh secara langsung terhadap kinerja in-role tanpa melalui konflik pekerjaan�keluarga futuristik dan kebutuhan prestasi, dengan kata lain bahwa konflik pekerjaan�keluarga dan kebutuhan prestasi bukan sebagai mediasi dukungan atasan terhadap kinerja in-role. Ketiga dukungan keluarga berpengaruh langsung terhadap kinerja extra-role tanpa melalui konflik pekerjaan-keluarga nurturistik dan kebutuhan afiliasi, dengan kata lain bahwa konflik pekerjaan-keluarga nurturistik dan kebutuhan afiliasi bukan sebagai mediasi dukungan keluarga terhadap kinerja extra-role.