HANDAYANI, Sri and SUHARNOMO, Suharnomo and RAHARDJA, Edy,(13 June 2022), KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL: LANGKAH STRATEGIS MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN MELALUI HARMONISASI HUBUNGAN KERJA. , UNSPECIFIED, UNSPECIFIED
Text (Cover)
- Published Version
Download (29kB)
Download (29kB)
Text (Abstrak (Inggris))
- Published Version
Download (20kB)
Download (20kB)
Text (Abstrak (Indonesia))
- Published Version
Download (21kB)
Download (21kB)
Text (Daftar Isi)
- Published Version
Download (46kB)
Download (46kB)
Text (Daftar Pustaka)
- Published Version
Download (514kB)
Download (514kB)
Text (Fulltext PDF Bookmarks)
Restricted to Repository staff only
Download (13MB) | Request a copy
Restricted to Repository staff only
Download (13MB) | Request a copy
Abstract
Penelitian ini didasarkan pada adanya riset gap dari beberapa penelitian
sebelumnya terkait hubungan antara kepemimpinan transaksional dan kinerja
karyawan. Pertama, para peneliti membuktikan bahwa kepemimpinan
transaksional berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Kedua,
adanya temuan bahwa kepemimpinan transaksional berpengaruh negatif
signifikan terhadap kinerja karyawan. Ketiga, adanya temuan bahwa
kepemimpinan transaksional tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan adanya temuan yang tidak konsisten tersebut, maka sangat menarik
dan memotivasi peneliti untuk melakukan studi lanjutan untuk mengkonfirmasi
dan menguraikan hubungan antara kepemimpinan transaksional dan kinerja
karyawan, dengan menawarkan kebaruan konsep yaitu harmonisasi hubungan
kerja yang diduga berpotensi dan dapat menengahi hubungan antara variabel
tersebut. Selanjutnya, beberapa pertanyaan penelitian yang diajukan dalam
penelitian ini adalah (1) apakah kepemimpinan transaksional berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan dan harmonisasi hubungan kerja; (2) apakah dukungan
kesejahteraan karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dan
harmonisasi hubungan kerja; (3) apakah harmonisasi hubungan kerja berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan dan OCB-altruisme; dan (4) apakah OCB-
altruisme berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling pada 212 responden yang berasal dari 11 perusahaan penggilingan batu
yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya, data penelitian diolah dan
dianalisis menggunakan software AMOS 24.
Hasil penelitian ini menemukan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan transaksional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan. Dimensi dari kepemimpinan transaksional yang paling
dominan berperan adalah contingent reward (yaitu pada indikator Mendorong
prestasi kerja, Bertanggung jawab atas pencapaian kerja karyawan,
Memberikan penghargaan, dan Menilai pekerjaan berdasarkan hasil kerja).
Selanjutnya disusul oleh dimensi active management by exception (yaitu pada
indikator Menentukan standar kerja, Menilai kesalahan kerja, dan Berfokus
pada keberhasilan kerja). Kemudian diikuti oleh dimensi passive management
by exception (yaitu pada indikator Memperbaiki kesalahan kerja, Memberikan
sanksi atas kesalahan kerja, dan Bereaksi terhadap masalah kerja).
2. Kepemimpinan transaksional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
harmonisasi hubungan kerja. Kepemimpinan transaksional berperan penting
dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan untuk menghasilkan ide-ide baru
dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah, mendorong kemampuan
bernegosiasi, berkomunikasi, dan berkolaborasi dengan orang lain sehingga
mencapai efektivitas dan keunggulan kompetitif organisasi.
3. Dukungan kesejahteraan karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Indikator dari dukungan kesejahteraan karyawan yang paling
dominan berperan adalah Memfasilitasi keseimbangan antara kehidupan pribadi dan
pekerjaan, lalu diikuti oleh Menjamin keamanan kerja, Memberikan gaji dan
tunjangan yang layak, dan Mendorong supervisi yang nyaman.
4. Dukungan kesejahteraan karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
harmonisasi hubungan kerja. Dukungan kesejahteraan yang tinggi pada
karyawan membuat mereka tampil lebih bahagia, lebih aktif terlibat dalam
organisasi, lebih tertarik pada pekerjaan, dan lebih pengertian dengan rekan
kerja mereka.
5. Harmonisasi hubungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan. Indikator dari harmonisasi hubungan kerja yang paling
dominan berperan adalah Menginvestasikan waktu pada pekerjaan, kemudian
diikuti oleh Memberikan ide-ide baru, Berbagi informasi secara intens, Peduli
pada rekan kerja, dan Peduli pada keadaan sekitar.
6. Harmonisasi hubungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB-
altruisme. Karyawan yang memiliki harmonisasi hubungan kerja tampil lebih
berdedikasi untuk bekerja, memiliki dorongan yang kuat untuk mencapai
tujuan kerja dan cenderung terlibat dalam perilaku-perilaku yang selaras
dengan OCB altruistik.
7. OCB-altruisme berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Indikator dari OCB-altruisme yang paling dominan berperan adalah Sukarela
membantu rekan kerja yang memiliki masalah terkait pekerjaan, lalu diikuti
oleh Meluangkan waktu untuk membantu rekan kerja dan Memberikan rasa
hormat yang tulus pada rekan kerja. Karyawan yang memiliki OCB-altruisme
yang tinggi mempunyai keterikatan psikologis yang kuat dengan organisasi
sehingga mendorong mereka untuk berkontribusi pada organisasi baik secara
formal maupun informal dengan menampilkan kinerja yang terbaik.
Ada beberapa keterbatasan yang perlu disebutkan dalam penelitian ini.
1. Penelitian ini hanya mengeksplorasi satu sektor usaha yang ada di Jawa Tengah
yaitu sektor penggilingan batu. Oleh sebab itu, mungkin tidak bijaksana untuk
menggeneralisasi hasil dan temuan penelitian ini ke semua sektor yang ada di
Jawa Tengah.
2. Dari segi jawaban responden atas pertanyaan terbuka yang diajukan, penelitian
ini menemukan bahwa sekitar 8% responden tidak menanggapi item-item
pertanyaan terbuka yang berkaitan dengan variabel OCB-altruisme dan
dukungan kesejahteraan karyawan pada organisasi mereka. Hal ini disebabkan
oleh kurangnya waktu luang yang diinvestasikan oleh responden untuk
melengkapi jawaban atas item-item pertanyaan terbuka tersebut.
3. Desain sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yang dianggap lebih mudah, cepat dan efisien. Kelemahan utama
dengan jenis pengambilan sampel seperti ini adalah bahwa dalam purposive
sampling, tidak ada jaminan bahwa jumlah sampel yang digunakan adalah
representatif dalam segi jumlah. Oleh karena itu, untuk mendapatkan temuan
yang lebih berguna dan dapat digeneralisasi, penelitian selanjutnya harus
mempertimbangkan untuk menggunakan desain pengambilan sampel yang lebih baik seperti pengambilan sampel secara random, baik simple random,
stratified, systematic maupun clustered random sampling.
Beberapa saran dan rekomendasi yang perlu disajikan dalam penelitian ini untuk
keberlangsungan dan efektivitas penelitian mendatang yaitu:
1. Penelitian ini merekomendasikan pengujian konstruk yang sama di semua
sektor (baik sektor konstruksi, kesehatan, pendidikan, perhotelan, nirlaba,
maupun UMKM) yang ada di Jawa Tengah yang memungkinkan seluruh
populasi disajikan secara lebih efektif.
2. Penggunaan purposive sampling dalam penelitian ini memiliki keterbatasan
dan tidak sebaik random sampling. Oleh sebab itu, penelitian selanjutnya perlu
menggunakan desain pengambilan sampel yang lebih baik seperti pengambilan
sampel secara random, baik simple random, stratified, systematic maupun
clustered random sampling.
3. Penelitian ini hanya menggunakan salah satu metode pengumpulan dan analisis
data yaitu kuantitatif. Oleh karena itu, penelitian mendatang perlu
menggunakan metode campuran (mix methods) yaitu kuantitatif dan kualitatif
sehingga hasilnya mampu memberikan pemahaman yang lebih mendalam
kepada pembaca.
4. Penelitian mendatang perlu menguji peran gaya kepemimpinan yang lain dan
variabel lain (seperti leader-follower fit, gender-matched leaders and
followers, dan orientasi individu) yang dapat membantu meningkatkan kinerja
karyawan. Selain itu, metode longitudinal akan memungkinkan pengamatan
yang lebih baik dari hubungan sebab-akibat antar variabel.
Keywords : | Transactional Leadership, Well-being support, Harmonization of work relation, OCB Altruism, Employee performance, Kepemimpinan Transacksional, Dukungan kesejahteraan karyawan, Harmonisasi hubungan kerja, OCB-Altruisme, Kinerja karyawan |
---|---|
Journal or Publication Title: | UNSPECIFIED |
Volume: | UNSPECIFIED |
Number: | UNSPECIFIED |
Item Type: | Thesis (PhD) |
Subjects: | Manajemen |
Depositing User: | handayani handayani |
Date Deposited: | 04 Jul 2022 03:59 |
Last Modified: | 04 Jul 2022 07:29 |
URI: | https://repofeb.undip.ac.id/id/eprint/11015 |