DETERMINAN KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN DENGAN SKEPTISME PRFOFESIONAL SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (Studi Empiris Pada Auditor Pemerintah di Inspektorat Se-Pulau Lombok)

Terpublikasinya kasus kecurangan pada pemerintahan membuat auditor internal pemerintah menjadi sorotan. Peranan pengendalian internal dalam pencegahan dan pendeteksian kecurangan masih lemah. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan bukti empiris tentang faktor internal dan eksternal auditor yaitu pengalaman, beban kerja, dan pelatihan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui peran mediasi dari faktor skeptisme profesional. Populasi penelitian ini adalah seluruh PNS dengan jabatan fungsional auditor dan jabatan fungsional pengawas penyelenggaraan urusan pemerintah di daerah sebanyak 294 auditor. Data primer dikumpulkam dengan membagikan 294 kuesioner kepada responden dan diuji menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan software WarpPLS 7.0. Hasil penelitian ini menyimpulkan pelatihan dan skeptisme profesional berpengaruh positif terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan. Beban kerja berpengaruh negatif terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan. Sedangkan, pengalaman tidak berpengaruh terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan. Pengalaman dan pelatihan berpengaruh positif terhadap skeptisme profesional. Sedangkan beban kerja berpengaruh negatif terhadap skeptisme profesional. Skeptisme profesional dalam model penelitian ini tidak sepenuhnya berperan sebagai variabel mediasi, karena hanya mampu memediasi pengaruh pengalaman dan pelatihan terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan. Sedangkan skeptisme profesional tidak memediasi pada pengaruh beban kerja terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan.