PENGARUH PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS (Return of Assets) BANK MUAMALAT DENGAN INFLASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI TAHUN 2015-2022

Bank Muamalat dapat bertahan pada saat kondisi pandemi covid-19 yang ditunjukkan dengan kenaikan pendapatan berbasis komisi (Fee Based Income/FBI) perseroan sebesar 95% (yoy) dari Rp 560,5 miliar per 31 Desember 2021 menjadi Rp1,1 triliun pada akhir Desember 2022. Peningkatan laba tersebut dapat diakses melalui kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia. yang Kinerja keuangan merupakan salah satu cara untuk menilai suatu kualitas perusahaan dengan menganalisis laporan keuangan tersebut. Selain hal itu, penelitian terkait profitabilitas untuk pembiayaan musyarakah dan BOPO pada Bank Muamalat melalui inflasi masih belum banyak dilakukan eksplorasi terutama di Indonesia sehingga perlu dieksplor lagi lebih dalam untuk mengetahui kebenarannya. Untuk itulah, penelitian ini membahas tentang bagaimana pengaruh pembiayaan rahn dan BOPO terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Muamalat Indonesia dengan inflasi sebagai variabel moderasi tahun 2015-2022. Studi kasus dalam penelitian ini adalah Bank Muamalat Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia dan Inflasi Indonesia yang dimana berjumlah 32 data. Metode analisis dari penelitian ini menggunakan analisis regresi moderasi (MRA) dengan program SPSS 25. Hasil pengolahan dari analisis regresi moderasi pada penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan musyarakah terhadap ROA menghasilkan positif dan tidak signifikan. Selain itu, hasil dari BOPO terhadap ROA adalah negatif dan signifikan. Hasil dari Inflasi sebagai pemoderasi pembiayaan musyarakah terhadap ROA adalah negatif dan tidak signifikan yang berarti inflasi memperlemah pembiayaan musyarakah terhadap ROA. Sementara itu hasil dari inflasi sebagai pemoderasi antara BOPO terhadap ROA adalah negatif dan tidak signifikan yang memiliki arti inflasi memperlemah antara BOPO terhadap ROA.