ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERUSAHAAN ASURANSI UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2018 - 2021 DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi dari perusahaan-perusahaan asuransi umum syariah di Indonesia. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan keuangaan asuransi umum syariah yang tidak sejalan dengan banyaknya perusahaan asuransi umum syariah yang berhenti beroperasi selain itu masih rendahnya angka minat asuransi syariah yang tidak sesuai dengan perkembangan populasi muslim di Indonesia. Salah satu cara untuk mengukur kemampuan bersaing dari setiap perusahaan adalah melalui efisiensi. Dalam penelitian ini, variabel input yang digunakan meliputi total aset, beban, dan pembayaran klaim, sementara variabel output mencakup pendapatan usaha dan dana tabarru. Metode yang diterapkan untuk mengukur tingkat efisiensi adalah Analisis Data Envelopment (DEA) dengan asumsi Variable Return to Scale (VRS) dan pendekatan input. Penilaian efisiensi dengan menggunakan asumsi VRS menghasilkan tiga indikator efisiensi, yaitu Efisiensi Teknik (VRS), Efisiensi Ekonomi (CRS), dan Efisiensi Skala (Scale Efficiency). Setelah diperoleh nilai efisiensi ini, akan dilakukan analisis lebih lanjut guna mengidentifikasi akar penyebab ketidakefisienan pada perusahaan-perusahaan asuransi umum syariah yang kurang efisien. Langkah selanjutnya adalah menetapkan target yang harus dicapai oleh perusahaan asuransi umum syariah agar dapat mencapai tingkat efisiensi yang optimal. Penelitian ini melibatkan sampel sebanyak 12 perusahaan asuransi umum syariah, dengan pengamatan periode dari tahun 2018 hingga 2021. Hasil dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa sektor asuransi umum syariah masih menghadapi tantangan dalam mencapai efisiensi, dengan tingkat efisiensi Hasil ketiga efisiensi tersebut selama kurun waktu penelitian rata-rata menunjukkan tingkat efisiensi yang belum efisien. Rata-rata skor efisiensi seluruh DMU secara teknik adalah 95.26 persen, secara ekonomi sebesar 89.62 persen, dan secara skala sebesar 93.92 persen. Faktor inefisiensi pada variabel input paling banyak terjadi pada beban, sedangkan pada variabel output paling banyak adalah dana tabarru’.