PERAN TOLERANSI RISIKO BERBASIS PERENCANAAN KEUANGAN DALAM MEMEDIASI BEHAVIOURAL FACTORS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI Studi Empirik Investor Saham Individu dan Domestik di Bursa Efek Indonesia

Pasar modal merupakan sarana untuk berinvestasi bagi masyarakat dan perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat berperan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Namun demikian, beberapa hal terkendala dan menyebabkan tidak signifikannya pengaruh behavioral factors yaitu overconfidence, herding dan loss aversion terhadap keputusan investasi saham di Bursa efek Indonesia (IDX). Salah satu yang menjadi kendala yaitu investor tidak memahami toleransi risiko keuangan yang dimiliki dan tidak mempunyai perencanaan keuangan yang jelas untuk diwujudkan. Oleh karena itu, adanya gap antara overconfidence dan keputusan investasi menjadi research gap dalam penelitian ini. Research gap tersebut dapat dijembatani dengan pemahaman toleransi risiko keuangan yang dikaitkan dengan perencanaan keuangan yang ingin diwujudkan investor, variabel yang menjembatani hal tersebut merupakan kebaruan dan sekaligus menjadi variabel mediating dalam penelitian ini, merupakan sintesa dari Prospect theory dan Plan behavioral theory. Penelitian menggunakan data 230 responden dari investor individu yang melakukan investasi di Bursa efek Indonesia (IDX) telah dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dengan metode nonprobability sampling, model persamaan struktural dengan menggunakan bantuan software AMOS 26 untuk menilai hubungan dan variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu overconfidence, herding dan loss aversion sebagai variabel independen, toleransi risiko berbasis perencanaan keuangan sebagai variabel medorating, dan keputusan investasi sebagai variabel dependen. Hasil yang diperlihatkan pada penelitian ini yaitu bahwa overconfidence memiliki pengaruh positif secara tidak langsung terhadap keputusan investasi melalui toleransi risiko berbasis perencanaan keuangan, yang berarti bahwa memiliki peran mediating dan sekaligus membuktikan bahwa toleransi risiko berbasis perencanaan keuangan menjembatani gap yang terjadi antara overconfidence dan keputusan investasi. Selain itu, variabel herding dan loss aversion memiliki pengaruh positif terhadap keputusan investasi melalui toleransi risiko berbasis perencanaan keuangan, Implikasi praktis dari penelitian ini adalah investor individu, penasihat keuangan, analis keuangan, dan perencana keuangan yang memiliki perilaku overconfidence, herding dan loss aversion mereka harus selalu mempertimbangkan penggunaan toleransi risiko berbasis perencanaan keuangan untuk meningkatkan keputusan investasi menjadi lebih baik.