ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NORMAL IMPULSE BUYING KONSUMEN GENERASI Z

Saat ini pola belanja masyarakat menjadi berubah dari konvensional menjadi modern. Karenanya nilai transaksi e-commerce Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Sebanyak 52,3% konsumen tertarik melakukan transaksi online karena adanya program flash sale di e-commerce, adanya preferensi tersebut menjadi peluang pasar online untuk merangsang pembelian impulsif. Sebanyak 50% pembelian online diklasifikasikan sebagai impulse buying dan sebanyak 85% transaksi dilakukan konsumen dengan rentang usia 18-35 tahun. Terdapat konsekuensi dari perilaku pembelian impulsif yang dilakukan secara terus menerus yaitu akan menyebabkan hal-hal yang tidak menguntungkan dan sifat negatif. Namun telah ditemukan bahwa makna perilaku impulse buying ini sangat luas dan tidak jelas. Terdapat pembelian impulsif yang dapat diterima dalam nilai Islam, seperti suggestion impulse buying, reminder impulse buying, dan planned impulse buying. Penelitian ini berusaha menganalisis keputusan konsumen generasi z untuk melakukan normal impulse buying, dengan melihat faktor-faktor seperti scarcity message, price discount, dan product information. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM-PLS) menggunakan aplikasi SmartPLS 3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa scarcity message, price discount, dan product information memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap arousal dan attitude toward flash sale. Namun terdapat hasil berbeda dalam respons yang diberikan konsumen mengenai keputusan pembelian dengan batasan normal impulse buying. Arousal tidak terbukti dapat memediasi stimulus terhadap respons normal impulse buying. Dapat disimpulkan konsumen generasi Z dalam penelitian ini paham akan nilai konsumsi Islam yang dapat mengontrol gairah untuk melakukan impulse buying.