PENGARUH MAQASHID SYARIAH TERHADAP PEMBANGUNAN MANUSIA (Studi Kasus di Indonesia)

Masalah pembangunan manusia di Indonesia sering kali hanya diukur dari sisi material melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) konvensional, yang mencakup kesehatan, pendidikan, dan standar hidup. Namun, pendekatan ini dinilai belum memadai karena mengabaikan aspek spiritual dan moral yang juga penting dalam konsep kesejahteraan masyarakat Muslim. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Maqashid Syariah terhadap pembangunan manusia di Indonesia. Tujuan utamanya adalah untuk menganalisis pengaruh lima elemen Maqashid Syariah, yaitu Hifz al-Din (pemeliharaan agama), Hifz al-Nafs (pemeliharaan jiwa), Hifz al-‘Aql (pemeliharaan akal), Hifz al-Nasl (pemeliharaan keturunan), dan Hifz al-Mal (pemeliharaan harta), terhadap IPM di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan regresi data panel untuk menganalisis hubungan antara variabel-variabel Maqashid Syariah dan IPM di 34 provinsi Indonesia selama periode 2019 hingga 2023. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Pengukuran variabel independen menggunakan indikator seperti tingkat pengumpulan zakat dan kriminalitas untuk Hifz al-Din, harapan hidup dan pengeluaran per kapita untuk Hifz al-Nafs, akses pendidikan dan tingkat literasi untuk Hifz al-‘Aql, tingkat perkawinan dan pertumbuhan populasi untuk Hifz al-Nasl, serta PDRB per kapita dan rasio gini untuk Hifz al-Mal. Analisis dilakukan dengan menggunakan software E-Views 13 untuk memastikan model regresi yang digunakan memenuhi asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Hifz al-Din, Hifz al-Nafs, Hifz al-Nasl, dan Hifz al-Mal berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa integrasi antara aspek spiritual dan material sangat penting dalam mencapai kesejahteraan masyarakat secara holistik. Sementara itu, variabel Hifz al-‘Aql memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap IPM, yang mengindikasikan perlunya pendekatan kebijakan yang lebih mendalam dalam menangani aspek intelektual di Indonesia. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pengembangan indikator pembangunan manusia yang lebih inklusif dan sesuai dengan nilai-nilai Islam, yang dapat dijadikan dasar dalam perumusan kebijakan pembangunan di negara dengan mayoritas Muslim seperti Indonesia maupun negara non-Muslim.