ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERMODALAN PADA BPR HASIL MERGER (2015 – 2020)

Roadmap Pengembangan dan Penguatan Industri BPR dan BPRS Tahun 2024-2027 yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan pada pilar pertama berkaitan penguatan struktur dan daya saing melalui penguatan permodalan, akselerasi konsolidasi, penerapan tata kelola dan manajemen risiko, produk dan layanan yang inovatif serta penguatan integritas yang keseluruhannya dapat diwujudkan melalui proses merger. Penelitian ini menganalisis kinerja 167 BPR yang merger menjadi 50 BPR pada periode 2015-2020. Penelitian bertujuan menganalisis kinerja keuangan dan permodalan dengan membandingkan laporan keuangan posisi 1 tahun sebelum merger dengan posisi 1 sampai dengan 3 tahun setelah merger. Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dalam menyusun perencanaan merger sehubungan dengan teori sinergi yang sangat berperan dalam menentukan keberhasilan merger. Berdasarkan hasil penelitian, kinerja keuangan membaik setelah merger dibandingkan sebelum merger yaitu pada aset, dana pihak ketiga, kredit, rasio NPL, likuiditas dan modal inti, sedangkan rentabilitas dan rasio CAR belum terlihat membaik. Selain itu, aset, dana pihak ketiga dan kredit memiliki hubungan yang kuat dan berpengaruh signifikan terhadap modal inti sehingga mencerminkan bahwa merger sebagai solusi dalam rangka peningkatan modal inti BPR. Sehubungan hasil penelitian ini, BPR yang melakukan merger harus menciptakan sinergi agar tujuan dari merger dapat menghasilkan BPR yang sehat dan memiliki daya saing yang kompetitif. Sinergi tersebut meliputi kepengurusan, sumber daya manusia, budaya kerja, teknologi informasi, standard operating procedure (SOP), span of control dan penentuan model bisnis.