UNDERSTANDING CULTURAL VALUES DIFFERENCES AND SIMILARITIES AMONG INDONESIA’S FIVE MAJOR ETHNIC GROUPS

SYAHRURAMDHAN, Fajar Nugraha and SUHARNOMO, Suharnomo,(31 January 2017), UNDERSTANDING CULTURAL VALUES DIFFERENCES AND SIMILARITIES AMONG INDONESIA’S FIVE MAJOR ETHNIC GROUPS. , UNSPECIFIED, UNSPECIFIED

[thumbnail of 16. S=Fulltext PDF Bookmarks-12030112130154.pdf] Text
Restricted to Repository staff only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Dengan adanya kecenderungan untuk menjadikan budaya Jawa sebagai budaya Indonesia diperparah lagi dengan kurangnya penelitian yang membahas tentang beragamnya budaya Indonesia, kemungkinan akan terjadinya kebingungan dan kecenderungan untuk men-generalisir nilai kebudayaan Indonesia yang sesungguhnya makin tinggi. Dengan demikian, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membuktikan bahwa terdapat perbedaan budaya diantara suku bangsa yang ada di Indonesia. Untuk itu, kerangka budaya yang didesain oleh Hofstede dipilih beserta dengan Value Survey Module 1982 (VSM 82) miliknya. VSM 82 mengukur 4 dimensi budaya, yaitu: Power Distance, Uncertainty Avoidance, Individualism versus Collectivism, dan Masculinity versus Femininity. Pada kondisi normal, dimensi tersebut akan memiliki skor dengan rentang 0 hingga 100. Responden pada penelitian adalah para pekerja yang berasal dari lima suku bangsa besar di Indonesia, yaitu: Jawa, Sunda, Batak, Minang, dan Tionghoa. Pengambilan data dilakukan dengan metode Quasi-Snowballing. Secara total, terdapat 699 responden yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa memang terdapat perbedaan yang signifikan diantara suku bangsa yang diteliti. Namun, skor dimensi kebudayaan Jawa menunjukkan bahwa skor mereka mirip dengan apa yang ditemukan oleh Hofstede. Ditambah lagi dengan fakta bahwa setelah semua hasil jawaban di kalkulasi ulang, hasil tesebut juga menunjukkan kesamaan dengan nilai yang dimiliki Hofstede. Meskipun fakta menunjukkan bahwa VSM 82 dapat digunakan untuk melihat perbedaan yang signifikan diantara kelompok suku bangsa, pendekatan penelitian menggunakan kuesioner saja masih memiliki kekurangan, yaitu sulitnya mendapat informasi yang lebih mendalam mengenai sejauh mana kelompok suku bangsa tersebut berbeda. Dengan demikian, berdasar pada hasil penelitian ini, penelitian di kemudian hari hendaknya dilakukan dengan desain penelitian yang lebih baik. Contoh nyata adalah pengunaan wawancara mendalam setelah semua skor didapatkan. Cara seperti ini dapat menutupi kekurangan keterbatasan dari kuesioner.
Keywords : cultural values, ethnic group, Indonesia, national culture, value survey module, budaya nasional, Indonesia, nilai budaya, suku bangsa, value survey module
Journal or Publication Title: UNSPECIFIED
Volume: UNSPECIFIED
Number: UNSPECIFIED
Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Manajemen
Depositing User: Handri Herawati
Date Deposited: 19 Feb 2020 04:31
Last Modified: 19 Feb 2020 04:31
URI: https://repofeb.undip.ac.id/id/eprint/2991

Actions (login required)

View Item
View Item