PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH INDONESIA, MALAYSIA DAN BRUNAI DARUSSALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS

Kinerja industri perbankan dapat dijadikan sebagai salah satu indikator dari pertumbuhan ekonomi pada suatu negara, jika kinerja perbankan di suatu negara sangat baik maka per-tumbuhan ekonomi negara tersebut juga sangat baik. Industri perbankan Syari’ah telah berkembang secara cepat di ASEAN pada decade ini seiring dengan pertumbuhan perekonomian global. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui perbandingan kinerja keuangan Perbankan syariah negara Indonesia, Malaysia dan brunai darusalam dengan menggunakan Camels serta uji Statistik One-Way ANOVA dari tujuh pengukuran syariah atas kinerja ke-uangan perbankan syariah negara Indonesia, Malaysia dan Brunai Darusalam. Data laporan keuangan diperoleh dari masing-masing laporan keuangan Bank Syariah negara Indonesia, Malaysia dan Brunai Darusalam. Untuk negara Indonesia dan negara Malaysia menggunakan data dari 5 Bank Syariah, sedangkan negara Brunai Darusalam hanya menggunakan data dari 2 bank syariah saja yang masingmasing di uji selama 5 tahun. Pengujian Hipotesis untuk data yang normal antara lain CAR (capital Adequacy Ratio), BDR (Bad Debt Ratio), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return On Aset), BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional), LDR (Loan to Deposit Ratio), MR (Market Risk). Hasil uji statistic menunjukkan rasio dari semua indikator perbankan keuangan perbankan islam di Indonesia berbeda secara signifikan serta tidak ada perbedaan yang signifikan dengan negara Malaysia dan Brunai darusalam. Ratio rata-rata perbankan islam Indonesia menunjukkan hasil tertinggi adalah ratio BOPO, LDR dan MR dibandingkan dengan Malaysia dan Brunai. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan rasio MR yang tertinggi, hal ini dapat disimpulkan bahwa kesiapan perbankan syariah Indonesia dalam menghadapi resiko-resiko yang terjadi, seperti resiko lingkungan, resiko managemen, resiko penyerahan dan resiko keuangan lebih baik dibandingkan negara Brunei dan Malaysia, sehingga kinerja keuangan perbankan syariah Indonesia memiliki peluang untuk lebih berkembang dan dapat bersaing dengan negara lain.