ANALISIS GROWTH SPILLOVER EFFECT KOTA SEMARANG SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI KAWASAN KEDUNGSEPUR

Melalui Perda Provinsi Jawa Tengah No. 21 tahun 2013 tentang “Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah”, Pemerintah Provinsi membentuk kawasan kerjasama antar daerah yang ditujukan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Di antara beberapa kawasan kerjasama di wilayah Jawa Tengah, KEDUNGSEPUR merupakan Kawasan tertentu yang terdapat di dalam rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Dengan demikian wilayah KEDUNGSEPUR direncanakan sebagai pusat pertumbuhan nasional. Maka dari itu, kerjasama regional Wilayah KEDUNGSEPUR sangat diperlukan guna meningkatkan daya saing yang lebih besar sehingga dapat memicu pertumbuhan ekonomi nasional. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui interaksi spasial antara pusat pertumbuhan dengan daerah sekitarnya, efek limpahan pertumbuhan yang diberikan pusat pertumbuhan, serta pengaruh pengeluaran pemerintah, investasi, tenaga kerja dan efek limpahan pertumbuhan ekonomi Kota Semarang sebagai pusat pertumbuhan terhadap pertumbuhan ekonomi pada kawasan di belakangnya pada periode tahun 2010 – 2019. Penelitian ini menggunakan metode analisis gravitasi dan formula yang dikemukakan oleh Capello untuk mengetahui tingkat interaksi pusat pertumbuhan dan efek limpahan pertumbuhan yang diberikan Kota Semarang sebagai pusat pertumbuhan terhadap wilayah di belakangnya. Lalu penelitian ini juga menggunakan analisis regresi OLS untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah, investasi, tenaga kerja dan efek limpahan pertumbuhan ekonomi Kota Semarang sebagai pusat pertumbuhan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah di belakangnya pada tahun 2010 – 2019. Aspek tersebut dianalisis berdasarkan indikator-indikator yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi berdasarkan beberapa teori serta penelitian-penelitian terdahulu. Objek penelitian terdiri dari 6 wilayah kota / kabupaten pada Kawasan Kerjasama KEDUNGSEPUR yang terdiri dari Kabupaten Demak, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Grobogan dan Kota Semarang sebagai pusat pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode tahun 2010 – 2019 interaksi spasial tertinggi dan efek limpahan pertumbuhan yang banyak diberikan terjadi antara pusat pertumbuhan dengan Kabupaten Semarang. Hasil regresi OLS menunjukkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah, investasi, tenaga kerja dan efek limpahan pertumbuhan secara simultan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, secara parsial variabel pengeluaran pemerintah dan efek limpahan pertumbuhan secara simultan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dengan arah yang positif, sedangkan variabel investasi dan tenaga kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan.