PENGARUH PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) TERHADAP PENGELUARAN PENDIDIKAN DAN KONSUMSI KELUARGA PENERIMA MANFAAT PKH DI KECAMATAN AMPELGADING KABUPATEN PEMALANG

Program Keluarga Harapan merupakan program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin yang ditetapkan sebagai Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan. Melalui Program Keluarga Harapan, keluarga miskin didorong untuk memiliki akses dan memanfaatkan pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan, pangan dan gizi, perawatan, dan pendampingan, termasuk akses terhadap berbagai program perlindungan sosial lainnya yang merupakan program komplementer secara berkelanjutan. Bantuan tunai tersebut akan menambah penghasilan rumah tangga secara keseluruhan sehingga dapat menimbulkan perubahan pengeluaran Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Program Keluarga Harapan sebagai bantuan tunai terhadap perubahan pengeluaran pendidikan dan Konsumsi Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan. Variabel yang digunakan adalah variabel dummy yang menunjukkan Keikutsertaan Program Keluarga Harapan, Keikutsertaan Bantuan Pangan Non Tunai, Keikutsertaan Program Indonesia Pintar, Penghasilan Istri, Penghasilan Suami, Jumlah Anak, Usia Istri, Usia Suami, Pendidikan Istri, dan Pendidikan Suami. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 responden dengan menggunakan teknik purposive random sampling. Data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan kuesioner. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Difference in Difference. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model Difference in Difference ke-1, diketahui bahwa adanya kebijakan PKH secara signifikan menaikkan pengeluaran pendidikan sebesar 215.060 rupiah perbulan dengan asumsi faktor-faktor lain dalam kondisi carteris paribus. Pada Model Difference in Difference ke-1, variabel kontrol yang berpengaruh positif terhadap pengeluaran pendidikan adalah Program Indonesia Pintar, penghasilan istri, penghasilan suami, jumlah anak, usia suami, dan pendidikan suami. sedangkan variabel kontrol yang berpengaruh negatif terhadap pengeluaran pendidikan adalah bantuan pangan non tunai, dan pendidikan istri. Adapun pada Model Difference in Difference ke-2, diketahui bahwa adanya kebijakan PKH secara signifikan menaikkan pengeluaran konsumsi sebesar 734.720 rupiah perbulan, dengan asumsi faktor-faktor lain dalam kondisi carteris paribus. Pada Model Difference in Difference ke-2, variabel kontrol yang berpengaruh positif terhadap pengeluaran konsumsi adalah penghasilan istri, penghasilan suami, jumlah anak, usia suami, pendidikan istri, sedangkan variabel kontrol yang berpengaruh negatif terhadap pengeluaran konsumsi adalah bantuan pangan non tunai, Program Indonesia Pintar, usia istri, dan pendidikan suami.