ANALISIS FOREIGN DIRECT INVESTMENT STUDI KOMPARATIF INDONESIA DAN MALAYSIA TAHUN 1981-2008

Bagi suatu negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi merupakan instrumen utama untuk mencapai tujuan nasionalnya. Perekonomian negara berkembang sering kali mengalami kesulitan untuk tumbuh dikarenakan kekurangan dana dalam proses pembangunan. Indonesia dan Malaysia masuk dalam golongan negara berkembang, sehingga pemerintahan di kedua negara tersebut mencari sumber–sumber pembiayaan pembangunan baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Investasi asing merupakan salah satu sumber yang menjadi sasaran pemerintah Indonesia dan Malaysia untuk membantu proses pembangunan. FDI (Foreign Direct Investment) sebagai salah satu jenis investasi asing yang penting bagi negara berkembang mampu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pembangunan melalui transfer asset dan manajemen, serta transfer teknologi guna mendorong perekonomian negara. Namun demikian metodologi yang digunakan dan hasil studi masih sangat berbeda-beda. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis bagaimana dan seberapa besar pengaruh faktor PDB, Pengeluaran Pemerintah, Suku Bunga relatif, inflasi relatif, dan kurs terhadap FDI di Indonesia dan Malaysia sebagai pembanding. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Engle-Granger Error Correction Model (EG-ECM). Model koreksi kesalahan mampu meliputi banyak variabel dalam menganalisa fenomena ekonomi jangka panjang serta mengkaji konsistensi model empiris dengan teori ekonomi. Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa variabel PDB, pengeluaran pemerintah dan inflasi relatif memiliki pengaruh positif terhadap FDI dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Kurs Rp/USD berpengaruh negatif terhadap FDI dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Variabel suku bunga relatif tidak signifikan mempengaruhi FDI dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Sedangkan di Malaysia PDB berpengaruh positif dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Variabel Kurs dan pengeluaran pemerintah Malaysia berpengaruh negatif terhadap FDI baik jangka panjang maupun jangka pendek. Inflasi relatif dalam jangka panjang berpengaruh positif dan jangka pendek berpengaruh negatif tapi tidak signifikan. Suku bunga relatif berpengaruh negatif terhadap FDI di Malaysia. Berbagai faktor, ekonomi dan nonekonomi, iklim investasi di Indonesia haruslah diakui sangat potensial, namun juga rentan. Beberapa faktor penunjang, seperti penyediaan infrastruktur melalui model public private partnership, mencari sumber pembiayaan selain pinjaman, kebijakan stabilisasi yang konsisten dan menumbuhkan kepercayaan, baik dari masyarakat maupun investor swasta asing dan domestik sangat dibutuhkan.