DAMPAK PEMBERITAAN CENTRAL BANK DIGITAL CURRENCY TERHADAP NILAI TUKAR: SINTESIS PENDEKATAN MONETER TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA

Meningkatnya tren investasi dan transaksi digital menggunakan cryptocurrency telah menimbulkan ancaman bagi stabilitas sistem keuangan dan pembayaran suatu negara. Bank sentral di dunia berencana mengimplementasikan Central Bank Digital Currency (CBDC) sebagai alternatif pembayaran digital yang aman dan efisien. Namun, hal ini justru menimbulkan ketidakpastian yang disebabkan karena potensi dan ancaman CBDC yang belum diketahui, salah satunya yaitu bagaimana dampaknya terhadap nilai tukar mata uang. Beberapa penelitian menemukan bukti awal dampak CBDC terhadap nilai tukar melalui faktor fundamental makroekonomi, seperti Barrdear & Kumhof (2021) dan Meaning et al. (2018). Namun, temuan di atas tidak menemukan bukti kuat dampak CBDC terhadap nilai tukar. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengalaman dan data historis terkait CBDC. Di sisi lainnya, Wang et al. (2022) menemukan dampak yang positif signifikan dari pemberitaan CBDC terhadap volatilitas nilai tukar. Meskipun demikian, penelitian tersebut hanya membuktikan dampak pemberitaan CBDC terhadap nilai tukar secara umum, sehingga perlu hal ini perlu dibuktikan secara khusus terutama di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini menggunakan pemberitaan CBDC yang didekati dengan ukuran Indeks Pemberitaan CBDC. Indeks tersebut berfungsi sebagai proksi pemberitaan CBDC di Indonesia untuk dianalisis bagaimana dampaknya terhadap nilai tukar rupiah. Adapun metode analisis yang digunakan yaitu Structural Vector Autoregressive (SVAR). Metode struktural tersebut dilakukan dengan menerapkan batasan identifikasi pada seluruh variabel sesuai dengan hubungan teoritis untuk menunjukkan dampak pemberitaan CBDC terhadap nilai tukar rupiah. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara pemberitaan CBDC dengan nilai tukar rupiah. Peningkatan pada pemberitaan CBDC menyebabkan pada depresiasi nilai tukar rupiah.