EFEK ASIMETRIS EXCHANGE RATE MISALIGNMENTS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI: STUDI EMPIRIS NEGARA-NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU

Nilai tukar riil suatu negara merupakan hal penting dalam konteks perdagangan internasional dan globalisasi. Hubungan nilai tukar riil dan pertumbuhan ekonomi melalui sisi pertumbuhan ekspor menjadi salah satu elemen penting dalam kebijakan ekonomi yang berorientasi keluar (outward-oriented). Dalam pandangan Washington Consensus, nilai tukar riil yang menyimpang dari nilaikeseimbangannya mungkin berpengaruh buruk bagi pertumbuhan ekonomi. Bukti-bukti empiris sebelumnya telah menunjukkan bahwa nilai tukar riil yang overvalued akan menghambat pertumbuhan ekonomi melalui hambatan sisi ekspor. Sementara itu, nilai tukar riil yang undervalued masih menjadi perdebatan terkait potensi efek positif yang akan dihasilkan melalui insentif ekspor. Overvaluation dan undervaluation nilai tukar riil didefinisikan sebagai exchange rate misalignments. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh exchange rate misalignments terhadap pertumbuhan ekonomi melalui kanal produktivitas dan investasi yang akan memberikan insentif ekspor pada sektor tradable goods. Dalam menentukan derajat exchange rate misalignments, penelitian ini menggunakan metode Vector Error Correction Model untuk mendapatkan nilai misalignments dari hasil estimasi variabel dependen nilai tukar riil. Dalam menganalisis pengaruh exchange rate misalignments terhadap pertumbuhan ekonomi, penelitian ini menggunakan System GMM dengan model pertumbuhan ekonomi Solow-Swan. Penelitian ini menganalisis tiga puluh negara dengan klasifikasi negara maju dan berkembang dalam rentang data dari tahun 1970-2019. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada efek positif dari exchange rate misalignments terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, observasi hubungan non-linier pada misalignments nilai tukar riil terhadap pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa terdapat efek positif pada derajat undervaluation yang rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa menjaga nilai tukar riil tetap stabil dan kompetitif menjadi target kebijakan makroekonomi yang relevan.