DUAL ACCOUNTABILITY: SIMBOL AKUNTABILITAS PENGELOLAAN DANA GEREJA KATOLIK KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

CHARIRI, Anis and UTOMO, Dwi Cahyo and SUNDARI, Retno Ika,(3 February 2024), DUAL ACCOUNTABILITY: SIMBOL AKUNTABILITAS PENGELOLAAN DANA GEREJA KATOLIK KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG. , UNSPECIFIED, UNSPECIFIED

[thumbnail of Cover] Text (Cover) - Published Version
Download (79kB)
[thumbnail of Abstrak (Inggris)] Text (Abstrak (Inggris)) - Published Version
Download (11kB)
[thumbnail of Abstrak (Indonesia)] Text (Abstrak (Indonesia)) - Published Version
Download (75kB)
[thumbnail of Daftar Isi] Text (Daftar Isi) - Published Version
Download (81kB)
[thumbnail of Daftar Pustaka] Text (Daftar Pustaka) - Published Version
Download (335kB)
[thumbnail of Fulltext PDF Bookmarks] Text (Fulltext PDF Bookmarks)
Restricted to Repository staff only

Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Akuntabilitas merupakan suatu fenomena yang menarik untuk diteliti dan bersifat multitafsir. Hal ini terjadi karena melibatkan pihak yang berinteraksi, lingkungan yang membentuk dan bagaimana proses yang telah berjalan mampu mengontruksi realitas yang ada. Konsep penelitian mengenai akuntabilitas pengelolaan dana dikupas dalam ranah paroki dan keuskupan di Keuskupan Agung Semarang yang dijalankan oleh accountor dan accountee. Pada ranah Keuskupan, Romo paroki berperan sebagai accountor yang menjalankan akuntabilitas; dengan accountee yang terlibat adalah Uskup yang diwakili oleh Vikep , Tim Ekonomat, Romo Paroki baru dan Umat. Sementara itu, ketika di ranah paroki, Romo Paroki bertindak sebagai accountee, sedangkan yang berperan sebagai accountor adalah tim pelayanan. Keberadaan Romo paroki yang berperan sebagai accountor dan juga accountee mengakibatkan bias peran. Hal ini berdampak pada analisa makna yang tidak memisahkan kedua peran tersebut. Selanjutnya, pengelolaan dana yang dimaksud merupakan dana solidaritas paroki yang berasal dari umat yang tujuannya untuk kegiatan peribadatan/kolekte. Sedangkan Dana Solidaritas Paroki merupakan dana yang dikumpulkan dari kolekte dan amplop persembahan umat yang digunakan untuk memberi subsidi pada paroki yang kurang mampu. Adapun riset mengenai pengelolaan dana di Gereja Katolik, pada tingkat paroki dan keuskupan belum pernah dilakukan. Selama ini penelitian di Gereja Katolik terbatas pada jenis akuntabilitas, anggaran serta penerapan PSAK. Demikian pula pihak yang terlibat, hanya mengungkap dari pihak accountor ataukah accountee, paroki ataukah keuskupan. Sementara itu, penelitian ini memandang akuntabilitas dari kedua sisi accountor dan accountee, paroki dan keuskupan sehingga mampu menyajikan pemaknaan dan praksis akuntabilitas pengelolaan dana solidaritas paroki secara lebih komprehensif. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif melalui pendekatan fenomenologi untuk mengulas makna akuntabilitas pengelolaan dana di Gereja Katolik Keuskupan Agung Semarang. Adapun data digali melalui observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam, dan untuk memperkuat analisa yang ada, penelitian ini juga menggunakan konfirmasi dari pihak-pihak yang dirasa kompeten yakni pada pihak Tribunal dan juga pada Bapa Uskup Keuskupan Agung Semarang. Sebagai suatu metode, penelitian ini menggunakan bauran fenomenologi yakni fenomenologi interpretif/IPA, fenomenologi menurut Schultz dan fenomenologi agama menurut Leeuw. Sedangkan untuk menganalisa data, penelitian ini menggunakan fenomenologi interpretif/IPA dari Heidegger, hingga mengantarkan makna akuntabilitas pengelolaan dana berbasiskan cultural religiosity dan institutional-based trust. Selanjutnya, penelitan ini menemukan tiga kebaruan. Kebaharuan pertama esensi makna akuntabilitas pengelolaan dana berbasiskan cultural religiosity dan akuntabilitas pengelolaan dana berbasiskan institutional-based trust. Kedua, penelitian ini menemukan keberadaan interaksi timbal balik antara cultural religiosity dengan trust. Dan ketiga, penelitian ini menemukan dual accountability sebagai praksis akuntabilitas pengelolaan dana di gereja katolik KAS. Untuk menjaga dual accountability sesuai dengan tujuan dan peruntukannya, diperlukan mekanisme controlling accounting. Keberadaan controlling accounting memandang dual accountability tidak hanya sebagai suatu sistem yang dijalankan demi tercapainya tujuan, namun juga memerlukan kendali terhadap perilaku pihak yang berinteraksi. Keberadaan controlling accounting dalam konteks penelitian ini telah dijalankan yang disebut dengan “supervisi.” Namun keberadaan supervisi hanya sebatas simbol dan belum dijalankan secara optimal. Selanjutnya, rangkaian proses dan mekanisme dual accountability dan tindakan yang diharapkan dari dual accountability ini dibingkai dalam lensa institutional logic. Adapun institutional logic memandang institusi menjalankan perannya melalui interaksi yang terbangun secara dinamis antara individu dan organisasi dalam memaknai nilai, norma, hukum dan budaya yang melingkupinya. Ketika suatu kebijakan ditetapkan dan dijalankan, tentunya terdapat pro-kontra, termasuk dalam konteks Gereja Katolik KAS dalam menanggapi dual accountability. Pengalaman menjalankan dual accounatbility berdasarkan internalisasi ini menghasilkan pengalaman individu yang direfleksikan secara bersama-sama menjadi pengalaman organisasi. Setiap pengalaman dimaknai oleh organisasi sebagai suatu perjalanan untuk menggapai tujuan. Realitas ini tepat untuk dibingkai menurut lensa teori institutional logic yang mengungkapkan perjalanan suatu organisasi yang dinamis tidak hanya berdasarkan kognisi/rasionalitas namun juga simbol dan budaya yang melingkupinya.
Keywords : cultural religiosity, trust, dual accountability, KAS, catholic, cultural religiosity, trust, dual accountability, KAS, katolik
Journal or Publication Title: UNSPECIFIED
Volume: UNSPECIFIED
Number: UNSPECIFIED
Item Type: Thesis (PhD)
Subjects: Akuntansi
Depositing User: retno ika sundari
Date Deposited: 27 Mar 2024 02:05
Last Modified: 27 Mar 2024 02:05
URI: https://repofeb.undip.ac.id/id/eprint/14033

Actions (login required)

View Item
View Item