STUDI FENOMENOLOGI MANAJEMEN WAKAF PRODUKTIF PADA LEMBAGA WAKAF DAARUT TAUHIID DAN RUMAH ZAKAT

Pertumbuhan ekonomi sebuah negara dapat dilihat dari seberapa besar tingkat distribusi pendapatan antar warga negara. Salah satu cara yang umum digunakan untuk mengukur tingkat pemerataan pendapatan adalah dengan melihat Koefisien Gini. Koefisien Gini Indonesia pada tahun 2018 menunjukan angka 0.389 yang berarti tingkat pendapatan di Indonesia masih belum terdistribusi secara merata. Sehingga tingkat kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu bantuan yang dikaji mampu mengurangi kemiskinan adalah dengan memanfaatkan wakaf. Di Indonesia, terdapat beberapa lembaga filantropi yang mengelola potensi wakaf dengan cara memproduktifkan aset wakaf. Besarnya potensi wakaf yang ada di Indonesia semestinya harus disertai dengan pengelolaan yang baik agar wakaf dapat dimanfaatkan oleh umat. Penelitian ini bertujuan mengkaji lebih dalam mengenai pengelolaan wakaf di beberapa institusi wakaf yang ada di Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi dilakukan untuk menciptakan pemahamaman umum dari suatu fenomena dan pada penelitian ini dilakukan untuk memahami secara lebih mendalam terkait pengelolaan wakaf produktif di Lembaga Wakaf Daarut Tauhiid dan Rumah Zakat. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara mendalam kepada direktur di lembaga pengelola, observasi, dan dokumentasi. Data yang telah diolah selanjutnya di validasi dengan menggunakan strategi member check. Kedua lembaga pengelola wakaf yaitu lembaga wakaf daarut tauhiid dan rumah zakat mengelola harta wakaf mulai dari penerimaan harta wakaf, pengembangan dengan cara optimalisasi melalui berbagai program, serta penyaluran wakaf. Optimalisasi wakaf dilakukan dengan mengembangkan aset mengikuti aturan syariah dimana tidak boleh menghilangkan inti wakaf dan istibdal juga dapat dilakukan agar aset dapat dioptimalkan dengan maksimal. Optimalisasi dilakukan dengan membangun sarana-prasarana pendidikan, ibadah, kesehatan, penyewaan ruangan, pertokoan, pemanfaatan kebun, penanaman modal, dan pemberdayaan usaha pada bidang ekonomi kreatif, pariwisata, dan bidang properti.