PENGARUH AGLOMERASI INDUSTRI, ANGKATAN KERJA YANG BEKERJA, JUMLAH PENDUDUK, DAN IPM TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI KAWASAN KEDUNGSEPUR TAHUN 2012-2022

Kawasan KEDUNGSEPUR adalah bagian dari Kawasan Strategis nasional di Jawa Tengah yang berfokus pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi di kawasan strategis menunjukkan Kawasan KEDUNGSEPUR mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang melampaui Provinsi Jawa Tengah. Dari perkembangan PDRB kabupaten/kota, terdapat disparitas yang signifikan pada pertumbuhan PDRB tertinggi dan terendah yang dihasilkan setiap daerah di Kawasan KEDUNGSEPUR. Pembahasan mengenai pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah telah banyak dilakukan, tetapi masih ada perbedaan atau research gap terkait faktor-faktor yang secara teoritis memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, perlu analisis lebih lanjut dalam mengidentifikasi aspek-aspek yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui pengaruh aglomerasi industri, angkatan kerja yang bekerja, jumlah penduduk, serta IPM bagi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota Kawasan KEDUNGSEPUR tahun 2012-2022. Penelitian ini mengaplikasikan analisis regresi data panel melalui pendekatan Random Effect Model (REM) dan menerapkan uji hipotesis satu arah (one-tail test). Memakai data sekunder dari BPS dengan time series dari 2012- 2022 serta cross section 6 wilayah kabupaten/kota Kawasan KEDUNGSEPUR. Pertumbuhan ekonomi berfungsi sebagai variabel dependen. Adapun aglomerasi industri, angkatan kerja yang bekerja, jumlah penduduk, serta IPM sebagai variabel independen. Hasil regresi menggunakan pendekatan REM menyatakan secara parsial aglomerasi industri tidak berpengaruh signifikan bagi pertumbuhan ekonomi. Adapun angkatan kerja yang bekerja, jumlah penduduk dan IPM memberikan pengaruh positif dan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi. Aglomerasi industri, angkatan kerja yang bekerja, jumlah penduduk, dan IPM secara simultan berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota Kawasan KEDUNGSEPUR. Penelitian ini menghasilkan koefisien determinasi (R2 ) senilai 96,71%. Adapun keterbatasan penelitian ini yakni pada data untuk variabel aglomerasi industri serta angkatan kerja yang bekerja.