DAMPAK TARIF PPH BADAN TERHADAP TAX BASE DI 4 NEGARA ASEAN PADA TAHUN 2003-2022

Praktik tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan multinasional untuk meminimalkan beban pajak, seperti transfer pricing dan pemanfaatan tax haven, berpotensi menggerus basis pajak PPh Badan di negara-negara ASEAN. Hal ini diperparah dengan adanya fenomena race to the bottom di mana negara-negara bersaing menurunkan tarif pajak untuk menarik investasi, yang pada akhirnya dapat menimbulkan distorsi dan menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki bagaimana tarif PPh berdampak pada basis pajak penghasilan badan di 4 negara ASEAN, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand, pada tahun 2003 sampai 2022. Penelitian ini menggunakan regresi two-stage least squares (2SLS) dengan variabel instrumen untuk mengatasi potensi masalah endogenitas. Basis Pajak Badan adalah variabel dependen, sedangkan variabel independennya meliputi tarif PPh Badan, lagged basis PPh Badan, tarif PPh Badan negara lain, tarif tertinggi PPh perorangan, harga ekspor, biaya tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi. Untuk mengatasi endogenitas, CIT diinstrumenkan dengan nilai lagged-nya dan lagged tingkat pengangguran. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara basis Pajak Penghasilan (PPh) badan dengan lagged basis pajak dan tarif PPh negara lain, serta pertumbuhan ekonomi. Temuan ini menyoroti dinamika persaingan kebijakan pajak di ASEAN, yang menunjukkan bahwa negara-negara menyesuaikan tarif pajak mereka sebagai respons terhadap ekonomi negara tetangga. Namun, variabel tarif pajak penghasilan badan, tarif pajak penghasilan orang pribadi tertinggi, harga ekspor, dan biaya tenaga kerja tidak menunjukkan dampak yang signifikan secara statistik terhadap basis pajak perusahaan. Studi ini memberikan wawasan bagi para pembuat kebijakan mengenai tekanan persaingan yang mempengaruhi perilaku wajib pajak di kawasan ini.