PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASI, DUKUNGAN ATASAN, DUKUNGAN REKAN KERJA YANG DIRASAKAN, DAN KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN BURNOUT SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada Karyawan Wanita PT Arisamandiri Pratama)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kinerja karyawan dalam keberhasilan organisasi di mana dukungan organisasi, dukungan atasan, dukungan rekan kerja, serta konflik pekerjaan-keluarga menjadi faktor penting yang memengaruhi kinerja tersebut. Perusahaan manufaktur seperti PT Arisamandiri Pratama dipilih menjadi objek penelitian ini. Fokus utama penelitian ini adalah karyawan wanita yang menghadapi peran ganda antara pekerjaan dan keluarga dengan burnout dijadikan sebagai variabel intervening. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dukungan organisasi, atasan, dan rekan kerja yang dirasakan, serta konflik pekerjaan-keluarga terhadap kinerja karyawan melalui burnout. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan survei. Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada 100 karyawan wanita yang bekerja full time di PT Arisamandiri Pratama dan memiliki tanggung jawab keluarga. Skala yang digunakan dalam kuesioner adalah skala likert 1–10. Analisis data dilakukan dengan metode Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) menggunakan software SmartPLS versi 4.1.0.9. Tahapan analisis meliputi evaluasi outer model untuk menguji validitas dan reliabilitas serta inner model untuk menguji hubungan antar variabel laten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan organisasi, dukungan atasan, dan dukungan rekan kerja yang dirasakan berpengaruh negatif signifikan terhadap burnout. Sementara itu, konflik pekerjaan-keluarga berpengaruh positif signifikan terhadap burnout. Selanjutnya, burnout berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan wanita di PT Arisamandiri Pratama. Temuan ini menegaskan pentingnya membangun sistem dukungan yang kuat di tempat kerja dan manajemen konflik pekerjaan-keluarga untuk mengurangi tingkat burnout serta meningkatkan kinerja karyawan khususnya bagi karyawan wanita yang menghadapi peran ganda.