EFISIENSI USAHA BUDIDAYA IKAN LELE MASAMO MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PROBIOTIK DAN KOLAM CENTRAL DRAIN dengan Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus pada Kelompok Pembudidaya Ikan Sonya Mina Makmur)

Budidaya ikan lele merupakan suatu usaha yang menjanjikan untuk dijalani. Kebutuhan akan ikan yang tinggi di pasaran, membuat terbuka kesempatan untuk berwirausaha di sektor peternakan ikan. Pasar ikan lele yang stabil membuat peternakan budidaya ikan lele diminati. Ikan lele yang mudah dikembangkan merupakan salah satu faktor pendukung untuk kemajuan budidaya ikan lele. Ikan lele mempunyai banyak varian atau spesies, salah satunya adalah ikan lele masamo. Lele masamo memiliki ketahanan fisik yang lebih kuat dari lele jenis lain dan dapat dipanen lebih cepat. Budidaya ikan lele masamo ini telah dilakukan pada kelompok pembudidaya Ikan Sonya Mina Makmur yang berada di Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Setiap proses produksi budidaya lele diperlukan sarana produksi sebagai input, seperti lahan, bibit, tenaga kerja, pakan, pupuk dan obat-obatan, lama usaha atau pengalaman, dan pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efisiensi teknis penggunaan input produksi pada budidaya ikan lele masamo di Kabupaten Pekalongan. Metode DEA digunakan untuk menganalisis efisiensi dari penelitian ini. DEA adalah sebuah metode optimasi program matematika yang mengukur efisiensi teknik suatu unit kegiatan ekonomi (UKE) atau DMU (Decisiom Making Unit) dan membandingkan secara relatif terhadap DMU yang lain. Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah Win4Deap2. Dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), dapat diketahui nilai efisiensi 50 pembudidaya ikan lele masamo dengan meggunakan probiotik dan kolam central drain pada kelompok pembudidaya Ikan Sonya Mina Makmur. Nilai efisiensi tersebut akan menunjukan pembudidaya mana yang beroperasi paling efisien, baik secara teknis, skala, maupun overall, yang ditunjukan oleh nilai efisiensi sebesar 100% atau 1, dan pembudidaya yang tidak efisien ditunjukan dengan nilai yang kurang dari 100%. Adapun secara teknis, terdapat 41 DMU/pembudidaya yang sudah efisien dan terdapat 9 DMU yang belum efisien baik secara skala, teknis, maupun overall.