ANALISIS AKUNTABILITAS, TRANSPARANSI, DAN EFISIENSI PENGELOLAAN ZAKAT DI INDONESIA: STUDI KASUS ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT SKALA NASIONAL

Penghimpunan dana zakat di Indonesia tidak mencapai potensi yang diharapkan. Sebabnya adalah mayoritas muzakki tidak menunaikan zakatnya melalui Organisasi Pengelola Zakat (OPZ), dengan beberapa faktor yang mendasari seperti kredibilitas (akuntabilitas), citra lembaga (transparansi), dan pelayanan (efisiensi). Hal itu yang menjadi tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui tingkat akuntabilitas, transparansi, dan efisiensi OPZ skala nasional di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Tingkat akuntabilitas dan transparansi dianalisis berdasarkan penerapan Internet Financial Reporting (IFR) yang diukur dengan daftar indeks pengungkapan. Tingkat efisiensi dianalisis menggunakan metode nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA) pendekatan produksi berorientasi output asumsi Variable Return to Scale (VRS), dengan variabel input berupa beban personalia, beban operasional, dan beban sosialisasi, sementara variabel output berupa penghimpunan dan penyaluran. Sampel penelitian berasal dari daftar OPZ skala nasional di Indonesia dalam Perdirjenpajak No. PER-15/PJ/2020 yang dipilih dengan metode purposive sampling, di mana untuk analisis akuntabilitas dan transparansi terdapat 25 OPZ sementara untuk analisis efisiensi terdapat 18 OPZ (sembilan OPZ dikali dua periode laporan keuangan). Data yang digunakan untuk analisis akuntabilitas dan transparansi berasal dari hasil observasi penerapan IFR di situs web milik 25 OPZ pada bulan September 2021. Sementara itu, data yang digunakan untuk analisis efisiensi adalah laporan keuangan periode 2019-2020 sembilan OPZ yang telah diunggah di situs web mereka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan rata-rata tingkat akuntabilitas dan transparansi 25 OPZ skala nasional di Indonesia sampai bulan September 2021 berada di tingkat yang rendah. Hal tersebut didukung temuan bahwa 14 OPZ memiliki akuntabilitas dan transparansi di tingkat rendah sampai sangat rendah. Hanya empat OPZ yang memiliki akuntabilitas dan transparasi di tingkat sangat tinggi, tiga OPZ di tingkat tinggi, serta empat OPZ di tingkat menengah. Sementara itu dari sembilan OPZ di analisis efisiensi, yang menunjukkan kinerja pengelolaan zakat yang efisien adalah IZI, LMI, BMM, Griya Yatim, Panti Yatim, dan NU Care. Meskipun masih inefisien, nilai efisiensi Rumah Yatim di periode 2020 mengalami kenaikan, berbeda dengan BAZNAS dan Dompet Dhuafa yang nilai efisiensi keduanya mengalami penurunan di periode 2020. Kinerja yang optimal dalam penggunaan kapasitas produksinya ditunjukkan oleh IZI, BMM, dan NU Care, sementara BAZNAS, LMI, Dompet Dhuafa, Rumah Yatim, Griya Yatim, dan Panti Yatim perlu menyesuaikan output-nya agar memiliki kinerja yang lebih optimal.