“PENGARUH MONEY ETHICS, TAX MORALE, TAX FAIRNESS DAN RELIGIOSITY TERHADAP TAX EVASION” (Studi pada UKM di Kota Semarang Tahun 2020)

Penggelapan pajak (tax evasion) merupakan tindakan yang melanggar hukum (ilegal) dengan sengaja yang melaporkan jumlah kewajiban pajaknya secara tidak lengkap dan tidak akurat. Penggelapan pajak terjadi ketika seseorang atau organisasi sengaja tidak mematuhi tanggung jawab mereka. beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya penggelapan pajak yaitu Persepsi wajib pajak tentang tarif pajak yang tinggi, masih kurangnya keadilan dalam sistem perpajakan, kurangnya kejujuran, penerimaan pajak digunakan untuk pengeluaran umum negara dan lainnya. Fonomena gap menunjukkan bahwa praktik penggelapan pajak di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan laporan Global Financial Integrity (GFI) dari tahun 2004 – 2013, Indonesia menempati ranking kesembilan sebagai salah satu negara sumber aliran dana gelap dengan rata-rata sebesar 18,071 juta US$. Tujuan penelitian yaitu mengkaji dan menganalisis pengaruh money ethics, tax morale, tax fairness dan religiosity terhadap tax evasion. Metode penelitian menggunakan kausalitas, data yang digunakan adalah data primer. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang dibagikan kepada responden. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua UKM di kota Semarang tahun 2020 dengan jumlah 1.096 UKM, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan non probability method dengan menggunakan rumus Slovin sehingga diperoleh jumlah 92 UKM. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis statistik deskriptif, uji validitas dan reliabilitas data, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda dan pengujian hipotesis dengan bantuan SPSS 24. Hasil penelitian antara lain, yaitu terdapat pengaruh positif money ethics dan tax fairness terhadap tax evasion, terdapat pengaruh negatif tax morale terhadap tax evasion, dan tidak terdapat pengaruh religiosity terhadap tax evasion,. Hasil koefisien determinasi model penelitian sebesar 88,5%. Saran penelitian selanjutnya yaitu menambah variabel independen serta jika mungkin variabel intervening dan moderating dalam penelitian tax evasion.