PENGARUH FINANCIAL DISTRESS TERHADAP PENGGUNAAN TRADE CREDIT DENGAN FIRM SIZE, SALES GROWTH, RASIO INVENTORY TO TOTAL ASSET, DAN ASSET TANGIBILITY SEBAGAI VARIABEL KONTROL (Studi Kasus pada Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016 – 2020)

Terjadinya peningkatan penggunaan trade credit pada perusahaan nonkeuangan mendorong penelitian ini yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengaruh dari financial distress terhadap penggunaan trade credit. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini yaitu financial distress yang diukur dengan Altman Modified Z score dengan trade credit sebagai variabel dependen yang diukur dengan rasio account payable to total asset, rasio account payable to total equity, dan rasio account payable to sales. Variabel kontrol yang digunakan pada penelitian ini yaitu firm size, sales growth, rasio inventory to total asset, dan asset tangibility. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki laporan keuangan lengkap selama tahun 2016-20 0. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan sampel yang digunakan berdasarkan metode purposive sampling adalah 163 perusahaan sehingga menghasilkan 850 observasi, adapun teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel. Hasil penelitian ini menunjukkan financial distress memiliki pengaruh positif signifikan terhadap rasio account payable to total asset, rasio account payable to total equity, dan rasio account payable to sales. Keterbatasan pada penelitian ini adalah banyaknya outlier yang ditemukan dalam proses seleksi data yaitu 50 perusahaan. Saran bagi perusahaan yaitu ketika mengalami financial distress, maka perusahaan dapat menggunakan TC sebagai salah satu sumber penggunaan dana. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah penggunaan TC memiliki risiko karena jika penggunaannya terlalu besar dapat meningkatkan risiko kebangkrutan dari perusahaan.