ADITANTRA, Joga Widyarwo and CHARIRI, Anis,(21 June 2024), SOLIDARITAS SOSIAL DALAM KORUPSI LEMBUT PEMERINTAH DESA X. , UNSPECIFIED, UNSPECIFIED
Text (Cover)
- Published Version
Download (965kB)
Download (965kB)
Text (Abstrak (Inggris))
- Published Version
Download (849kB)
Download (849kB)
Text (Abstrak (Indonesia))
- Published Version
Download (849kB)
Download (849kB)
Text (Daftar Isi)
- Published Version
Download (849kB)
Download (849kB)
Text (Daftar Pustaka)
- Published Version
Download (968kB)
Download (968kB)
Text (Fulltext PDF Bookmarks)
Restricted to Repository staff only
Download (1MB) | Request a copy
Restricted to Repository staff only
Download (1MB) | Request a copy
Abstract
Kasus korupsi paling banyak terjadi di pemerintah desa. Penelitian ini bertujuan untuk dapat
mengungkapkan korupsi yang terjadi di pemerintah desa. Proses pengungkapan dimulai
dengan mengurai wujud korupsi di Pemerintah Desa X. Penelitian ini juga mengungkap pola
korupsi yang dilakukan. Berikutnya, penelitian ini mengungkap bagaimana proses
terbentuknya korupsi. Terakhir, penelitian ini ditujukan agar dapat merumuskan pencegahan
korupsi yang sesuai dengan konteks Pemerintah Desa X. Hasil penelitian menjelaskan bahwa
korupsi lembut merupakan produk rasionalisasi yang dibuat oleh pelaku dalam membenarkan
perbuatan curang yang dilakukan. Korupsi lembut merupakan kategori korupsi kecil yaitu
korupsi yang melibatkan uang bernilai relatif kecil, dilakukan oleh pejabat publik unit terkecil
pemerintahan dan merupakan korupsi yang terjadi pada sistem birokrasi. Korupsi lembut pada
fase perencanaan yaitu memperbesar rencana volume pekerjaan, menaikkan nilai pekerjaan
maupun melewati prosedur administrasi. Korupsi lembut pada fase pelaksanaan yaitu
pengaturan penyedia, pemotongan dana pembangunan, perbedaan spesifikasi terpasang,
penerimaan keuntungan dan suap menyuap. Manipulasi biaya dan pertanggungjawaban
dilakukan pada fase pelaporan dan pencantuman spesifikasi setara dilakukan untuk
mempersulit proses pemeriksaan. Proses terbentuknya korupsi lembut diawali dengan adanya
permintaan dan tuntutan masyarakat, adanya kebutuhan keuangan yang tinggi dan adanya
kebutuhan pelaporan. Proses interaksi dilakukan dengan memunculkan rasa kebersamaan
dengan cara membagi uang hasil korupsi tersebut kepada tim dan masyarakat. Proses
menjelaskan dan membenarkan perilaku kemudian dilakukan dengan menciptakan nilai saling
ketergantungan. Proses internalisasi menguatkan diri melalui justifikasi, berpikir dapat
melewati pengendalian, adanya kecerdasan dalam memahami kondisi serta memiliki tolerasi
yang besar terhadap tekanan. Untuk dapat mencegah munculnya korupsi lembut telah
dilakukan serangkaian aksi pencegahan seperti evaluasi tata kelola berkelanjutan; penerapan
sistem penyaluran dana desa secara elektronik; penerapan perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan keuangan desa secara elektronik; pengendalian transaksi tunai; dan peningkatan
kapasitas pembinaan dan pengawasan. Pencegahan dalam konteks korupsi lembut juga perlu
mengeliminasi faktor pendorong korupsi terjadi. Faktor tersebut yaitu adanya kebutuhan
keuangan yang tinggi.
Keywords : | village government corruption; korupsi lembut; corruption pattern; the process of corruption formation; corruption prevention, korupsi pemerintah desa; korupsi lembut; pola korupsi; proses terbentuknya korupsi; pencegahan korupsi. |
---|---|
Journal or Publication Title: | UNSPECIFIED |
Volume: | UNSPECIFIED |
Number: | UNSPECIFIED |
Item Type: | Thesis (Masters) |
Subjects: | Akuntansi |
Depositing User: | MR JOGA WIDYARWO ADITANTRA |
Date Deposited: | 26 Jun 2024 06:19 |
Last Modified: | 26 Jun 2024 07:47 |
URI: | https://repofeb.undip.ac.id/id/eprint/14482 |