DETERMINAN NIAT WHISTLEBLOWING DENGAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Praktik kecurangan atau fraud merupakan masalah global yang berdampak buruk bagi organisasi di seluruh dunia. Hasil survei Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) Indonesia menunjukan bahwa di Indonesia fraud yang paling banyak terjadi yaitu korupsi dan media yang mempunyai peran besar dalam mencegah dan mendeteksi fraud yaitu melalui sistem whistleblowing. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi niat seseorang untuk melakukan whistleblowing. Penelitian ini bertujuan untuk untuk membuktikan pengaruh sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, dan persepsi kepemimpinan autentik terhadap niat whistleblowing internal dan menguji peran persepsi dukungan organisasi dalam memoderasi interaksi tersebut. Sampel yang digunakan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintah Kabupaten Tegal. Penelitian ini menggunakan purposive sampling untuk pemilihan responden. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Berdasarkan proses distribusi kuesioner, jumlah sampelnya adalah 326 responden. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kuesioner dengan bantuan aplikasi google form. Data tersebut dianalisis menggunakan metode Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM-PLS) dengan bantuan aplikasi software WarpPLS 7.0. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa sikap, norma subjektif, kontrol perilaku dan kepemimpinan autentik berpengaruh positif terhadap niat whistleblowing internal. Dengan demikian, variabel sikap, norma subjektif, kontrol perilaku dan kepemimpinan autentik dapat memengaruhi intensi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal untuk melakukan whistleblowing internal. Sementara itu, persepsi dukungan organisasi tidak mampu berperan sebagai variabel moderasi yag memperkuat pengaruh sikap, norma subjektif, kontrol perilaku dan persepsi kepemimpinan autentik terhadap niat whistleblowing internal.