KONSTRUKSI MODEL AKUNTABILITAS DI GEREJA KATOLIK (Studi Etnometodologi di Keuskupan Agung Semarang)

Perluasan cakrawala terkait praktik akuntabilitas di organisasi keagamaan merupakan tujuan utama dari penelitian ini. Pemerintahan Gereja Katolik Keuskupan Agung Semarang memiliki berbagai tingkatan, yaitu Keuskupan-Kevikepan-Paroki. Hal yang mendasar bagi keberadaan praktik akuntansi di Gereja Katolik adalah konsep intentio dantis di tingkat Gereja Paroki. Konsep ini menekankan pada pengelompokan dana berdasarkan tujuan donasi yang konsisten sejak awal penerimaan, pengelolaan keuangan, hingga pada praktik akuntabilitas. Strong structuration theory digunakan untuk membedah praktik akuntabilitas dan menunjukkan bahwa terdapat dua bentuk, yaitu Akuntabilitas Umat (Individual) di tingkat Gereja Paroki dan Akuntabilitas Supervisi (Forum) di tingkat Kevikepan. Kedua bentuk akuntabilitas tersebut terbentuk atas dinamika antar lembaga dan dinamika di dalam lembaga tersebut. Dinamika antar lembaga dijembatani oleh Romo Paroki yang memiliki peran ganda sebagai prinsipal pada akuntabilitas umat dan sebagai agen pada akuntabilitas supervisi. Dinamika pembentukan akuntabilitas didasari atas faktor-faktor fundamental berupa pemaknaan pedoman aturan dan inkulturasi. Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa akuntabilitas memiliki komitmen berbagi makna dan mendorong penggunaan peran strukturasi yang membentuk praktik akuntansi dan akuntabilitas.