Peran Persepsi Politik Organisasi, Komitmen Afektif, Kepuasan Kerja dan Stres Kerja terhadap Keingingan untuk Keluar dengan Persepsi Dukungan Organisasi sebagai Moderator (Study di PT Wika Industri & Konstruksi)

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh persepsi politik organisasi, komitmen afektif, kepuasan kerja dan stres kerja terhadap keinginan untuk keluar karyawan dengan variabel moderasi persepsi dukungan organisasi. Penelitian ini dilakukan pada PT Wika Industi & Kontruksi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed method dengan desain analisis the explanatory sequential design. Jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 157 responden untuk kuesioner terbuka dan 3 partisipan untuk kuesioner tertutup. pengukuran kuisioner terbuka dengan skala 1-7. Analisis data yang digunakan adalah hierarchical regression analysis dengan menggunakan bantuan progran SPSS 23. Pada analisis kuantitatif hasil pengujian terhadap hipotesis, menunjukkan bahwa variabel persepsi politik organisasi berpengaruh positif terhadap keinginan untuk keluar, komitmen afektif berpengaruh negatif terhadap keinginan untuk keluar, kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap keinginan untuk keluar, stres kerja berpengaruh positif terhadap keinginan untuk keluar dan persepsi dukungan organisasi mampu untuk memoderasi hubungan antara komitmen afektif dan stres kerja terhadap keinginan untuk keluar namun tidak mampu untuk memoderasi hubungan antara persepsi politik organisasi dan kepuasan kerja terhadap keingina untuk keluar karyawan. Pada analisis kualitatif memberikan hasil yang mendukung hasil pengujian hipotesis dimana karyawan mengungkapkan adanya perilaku politik dan stres kerja yang cukup tinggi disertai dengan tingkat komitmen afektif dan kepuasan kerja yang rendah pada karyawan sehingga berdampak pada tingginya keinginan untuk keluar. Hasil lain bahwa dukungan organisasi dirasakan rendah oleh karyawan sehingga dengan uji moderasi yang dilakukan mendapatkan dukungan bahwa karyawan akan lebih memilih untuk keluar ketika komitmen afektif rendah disertai dengan dukungan organisasi yang rendah dan karyawan akan cenderung untuk keluar ketika stres kerja yang tinggi dengan dukungan organisasi yang rendah.