PREFERENSI GAYA MANAJEMEN KONFLIK ORANG JAWA (Studi pada Suku Jawa)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi gaya manajemen konflik dari masyarakat Jawa. Budaya Jawa berpengaruh terhadap pola pikir, pandangan, dan perilaku dari masyarakat Jawa sehingga akan memberikan perbedaan dalam gaya manajemen konflik yang digunakan oleh masyarakat Jawa didalam menghadapi situasi konflik. Responden penelitian ini berjumlah 203 orang yang berlatar belakang suku Jawa dan tinggal di daerah bagian tengah dan timur pulau Jawa. Teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling yaitu menggunakan Metode Purposive Sampling dengan jenisnya Judgment Sampling. Dalam pengujian dan penghitungan sampel menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, dan uji beda yang menggunakan metode uji Mann-Whitney yang digunakan untuk menguji apakah perbedaan gender dan jenis pekerjaan berkaitan dengan preferensi penggunaan gaya manajemen konflik masyarakat suku Jawa. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat suku Jawa menggunakan tipe compromising dan collaborating sebagai gaya manajemen konflik mereka, terdapatnya perbedaan preferensi gaya manajemen konflik akibat dari perbedaan gender di masyarakat suku Jawa, serta perbedaan jenis pekerjaan tidak berkaitan dengan preferensi tersebut. Unsur atau nilai-nilai dasar Budaya Jawa yang mempengaruhi gaya manajemen konflik masyarakat suku jawa adalah Crah Agawe Bubrah, Rukun Agawe santosa; Ajining Diri Saka Lathi, Ajining Raga Saka Busana; dan Tepa Sarira (Slira).