ESTIMASI RESERVATION WAGE DI KOTA SEMARANG: PENDEKATAN TWO-STEP HECKMAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi model reservation wage dan melakukan prediksi nilai reservation wage angkatan kerja di Kota Semarang. Data yang digunakan adalah Sakernas Agustus 2023, dianalisis menggunakan metode Two-Step Heckman untuk mengatasi selection bias. Hasil analisis menunjukkan bahwa pendidikan memiliki peran penting, dengan angkatan kerja berpendidikan tinggi memiliki reservation wage lebih tinggi dibandingkan yang berpendidikan rendah atau menengah. Usia juga memengaruhi, di mana kelompok usia 35-44 tahun menunjukkan reservation wage tertinggi, sementara setelah 45 tahun, cenderung menurun. Laki-laki memiliki reservation wage lebih tinggi dibandingkan perempuan, terutama yang berpendidikan tinggi. Status pernikahan berpengaruh positif, dengan angkatan kerja menikah cenderung memiliki reservation wage lebih tinggi, mencerminkan marriage wage premium. Pelatihan kerja berpengaruh positif terhadap reservation wage, dengan angkatan kerja yang mengikuti pelatihan kerja memiliki reservation wage lebih tinggi. Sementara itu, pengalaman magang atau PKL menunjukkan pengaruh negatif pada angkatan kerja. Koefisien Inverse Mills Ratio (IMR) menunjukkan bias seleksi signifikan pada model umum dan angkatan kerja berpendidikan tinggi. Angkatan kerja berpendidikan tinggi lebih cenderung bekerja di sektor formal dengan reservation wage lebih tinggi, sedangkan pada individu berpendidikan rendah, bias seleksi tidak signifikan.