GAYA KEPEMIMPINAN SUNDA (Studi Pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Tasikmalaya)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peran kepemimpinan Sunda pada sebuah organisasi yang dipimpin oleh orang Sunda. Budaya Sunda memiliki peran dalam pembentukan karakter pemimpin sebagai penetapan batas dan wewenang serta memberikan identitas kepada karyawan. Kepemimpinan Sunda tercatat dalam naskah Sunda abad ke-16 Masehi koleksi Skriptorium Naskah Sunda Buhun Kabuyutan Ciburuy yaitu sebuah naskah Sanghyang Siksakandang Karesian atau lebih mudahnya disingkat dengan SSK. Dalam naskah SSK ini selanjutnya diketahui bahwa terdapat beberapa pedoman sifat yang harus dimiliki dan yang tidak boleh dimiliki oleh seorang pemimpin. Terpilih lah enam belas pedoman yang terdiri dari sepuluh pedoman menurut Atja & Saleh, tiga pedoman menurut Suryalaga, dan tiga pedoman menurut Suryani. Metode yang digunakan dalam penellitian ini adalah kualitatif dimana pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Narasumber dalam penelitian ini adalah pimpinan dengan masa jabatan minimal 5 tahun di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Tasikmalaya. Hasil yang diperoleh dari peneitian ini menyatakan bahwa dari keenam belas pedoman yang harus dimiliki serta dilakasanakan oleh seorang pemimpin sudah mencerminkan peran kepemimpinan Sunda di BKPSDM Kota Tasikmalaya.