PAJAK PERTAMBAHAN NILAI: STUDI EMPIRIS TEORI LAFFER DI ASEAN-5

Penuaan populasi terjadi di seluruh dunia, termasuk ASEAN-5 (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina). Kondisi ini berdampak pada faktorfaktor non demografi, salah satunya adalah terganggunya kesinambungan fiskal. Pajak sebagai salah satu instrumen fiskal menjadi alat bagi pemerintah untuk memberikan stimulus bagi perekonomian nasional. Didukung dengan kondisi ekonomi yang baik, pemerintah negara ASEAN-5 dapat memanfaatkannya dengan mengoptimalkan penerimaan PPN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh tarif PPN, konsumsi, dan C-efficiency terhadap penerimaan PPN di ASEAN-5. Penelitian ini menggunakan data panel dengan periode penelitian tahun 2001 hingga 2020. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan regresi data panel Fixed Effect Model dengan robust standard error. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terkonfirmasinya Teori Laffer di wilayah ASEAN-5. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan tarif PPN yang berpengaruh positif terhadap penerimaan PPN sampai pada tarif 10,74 persen, kemudian setelah turning point terjadi, peningkatan tarif PPN akan berpengaruh terhadap penurunan penerimaan PPN. Di samping itu, kenaikan pada konsumsi dan C-efficiency juga masing-masing terbukti berpengaruh terhadap peningkatan penerimaan PPN.