ADHI, Antono Herry Purnomo and SUGIYANTO, Fransiscus Xaverius and FIRMANSYAH, Firmansyah,(19 June 2024), HIERARKI INTERREGIONAL DALAM PERTUMBUHAN DAERAH DI JAWA TENGAH: GRAVITASI KERUANGAN DAN DAERAH PERENCANAAN BERBASIS NODAL. , UNSPECIFIED, UNSPECIFIED
Text (Cover)
- Published Version
Download (35kB)
Download (35kB)
Text (Abstrak (Inggris))
- Published Version
Download (8kB)
Download (8kB)
Text (Abstrak (Indonesia))
- Published Version
Download (8kB)
Download (8kB)
Text (Daftar Isi)
- Published Version
Download (28kB)
Download (28kB)
Text (Daftar Pustaka)
- Published Version
Download (232kB)
Download (232kB)
Text (Fulltext PDF Bookmark)
Restricted to Repository staff only
Download (10MB) | Request a copy
Restricted to Repository staff only
Download (10MB) | Request a copy
Abstract
Penelitian ini dimulai dari pemikiran tentang batas wilayah administratif di Jawa Tengah yang tidak simetris atau bidang yang tidak beraturan sehingga mengakibatkan ketimpangan pendapatan di beberapa wilayah kabupaten dan kecamatan. Dampak lain dari batas yang tidak simetris ini adalah terjadinya kesenjangan aksesibilitas daerah-daerah pinggiran ke pusat layanan di kecamatan kota. Kesenjangan ini akan mengakibatkan daerah pinggiran yang mempunyai aksesibilitas rendah pada layanan publik mengalami kekurangan layanan, sehingga berpotensi mengalami ekonomi biaya tinggi untuk mengakses layanan.
Tujuan penelitian yang pertama adalah menentukan daerah kutub pertumbuhan yang dibahas dengan menggunakan Indeks Sentralitas Fungsi Layanan (ISFL) dan Indeks Dominasi Fungsi Layanan (IDFL) yang kemudian dikolaborasikan dalam Tipologi Wilayah Propulsif. Sedangkan tujuan penelitian kedua adalah mengidentifikasi pola interaksi keruangan yang dibahas menggunakan model gravitasi keruangan, model gravitasi keruangan dengan modifikasi kecepatan, dan model entropi keruangan, sehingga pada akhirnya ditemukan batas wilayah nodal di Jawa Tengah.
Hasil penelitian diperoleh beberapa simpulan, yaitu (1) Estimasi empiris menunjukkan bahwa dengan menggunakan kombinasi ISFL dan IDFL ditemukan 175 kecamatan propulsif. (2) Berdasarkan estimasi empiris ditemukan bahwa Model Gravitasi Carrothers, menunjukkan interaksi keruangan terkonsentrasi di wilayah perkotaan kabupaten/kota yang menimbulkan pola interaksi besar di setiap kabupaten/kota yang melibatkan kecamatan di sekitarnya atau kecamatan lain yang melewati kecamatan lain, baik kecamatan propulsif dan kecamatan bukan propulsif, Model Gravitasi dengan Modifikasi Kecepatan, menunjukkan akomodasi fungsi kecepatan menghasilkan peningkatan interaksi keruangan, tetapi secara relatif ditemukan interaksi yang semakin meningkat dan juga interaksi yang berkurang untuk beberapa kecamatan yang diduga terpengaruh oleh faktor topografi dan daya dukung lahan untuk infrastruktur, dan Model Entropi, menunjukkan mayoritas kecamatan propulsif mampu mendorong maksimal 49% dari total jarak dengan kecamatan di sekitarnya yang menandakan kecamatan di sekitar kecamatan propulsif harus menambah biaya sebanyak 1% jarak untuk mengakses fungsi layanan di kecamatan propulsif.
Kata kunci : kutub pertumbuhan, wilayah propulsif, model gravitasi keruangan, model gravitasi keruangan dengan modifikasi kecepatan, model entropi keruangan, daerah nodal
Keywords : | growth pole, propulsive area, spatial gravity model, spatial gravity model with velocity modification, spatial entropy model, nodal regions, kutub pertumbuhan, wilayah propulsif, model gravitasi keruangan, model gravitasi keruangan dengan modifikasi kecepatan, model entropi keruangan, daerah nodal |
---|---|
Journal or Publication Title: | UNSPECIFIED |
Volume: | UNSPECIFIED |
Number: | UNSPECIFIED |
Item Type: | Thesis (PhD) |
Subjects: | Ekonomi Pembangunan |
Depositing User: | Mr. Antono Herry Purnomo Adhi |
Date Deposited: | 30 Jul 2024 07:06 |
Last Modified: | 30 Jul 2024 07:06 |
URI: | https://repofeb.undip.ac.id/id/eprint/14834 |