ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN PER KAPITA, JUMLAH PENDUDUK, DAN INFLASI TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI INDONESIA TAHUN 2018-2022 (Studi Kasus: 34 Provinsi di Indonesia)

Terdapat kesenjangan yang cukup tinggi dalam penerimaan pajak daerah antar provinsi di Indonesia. Selain itu, pajak merupakan penyumbang utama dari penerimaan negara, sehingga penting untuk mengembangkan strategi yang tepat agar penerimaan pajak Indonesia tetap stabil. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh dari pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, jumlah penduduk, dan inflasi terhadap penerimaan pajak daerah di Indonesia tahun 2018-2022. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan metode analisis regresi data panel untuk menguji 170 data sekunder dari 1 variabel dependen dan 4 variabel independen dari 34 provinsi dalam kurun tahun 2018 hingga 2022 menggunakan software EViews 12. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, jumlah penduduk, dan tingkat inflasi berpengaruh secara simultan terhadap penerimaan pajak daerah. Secara parsial, pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, dan jumlah penduduk berpengaruh positif, sedangkan tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap penerimaan pajak daerah. Provinsi Sulawesi Barat tercatat sebagai penyumbang penerimaan pajak terendah sementara Provinsi DKI Jakarta menjadi penyumbang penerimaan pajak tertinggi. Provinsi-provinsi yang berada di Pulau Jawa menyumbang penerimaan pajak daerah yang jauh lebih besar dibandingkan dengan provinsi di pulau lainnya.