PRIORITAS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DARI ASPEK PRODUKSI, PEMASARAN, SDM DAN TEKNOLOGI PADA IKM BATIK TULIS DI KECAMATAN WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

Batik tulis merupakan produk kreatif warisan budaya bangsa Indonesia yang telah diakui oleh dunia. Batik tulis yang merupakan salah satu ciri khas lokal dari Kabupaten Pekalongan, mempunyai potensi yang dapat diandalkan untuk mendorong perekonomian wilayah. Akan tetapi, sistem produksi, pemasaran, SDM dan kondisi teknologi menjadi kendala dalam pengembangan IKM batik tulis. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan prioritas kebijakan untuk pengembangan ekonomi lokal dari aspek produksi, pemasaran, sdm dan teknologi pada IKM batik tulis di Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Sebelum menggunakan metode AHP, dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Metode AHP digunakan untuk menentukan prioritas kebijakan pengembangan ekonomi lokal berbasis industri kreatif pada IKM batik tulis di Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan pada 4 aspek yang berbeda yaitu aspek produksi, aspek pemasaran, aspek SDM dan aspek teknologi. Kelompok responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu key person dan pelaku IKM batik tulis. Responden key person terdiri dari 5 responden yang mengerti tentang IKM batik tulis dan responden pelaku IKM batik tulis sebanyak 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prioritas kebijakan untuk pengembangan ekonomi lokal berbasis industri kreatif pada IKM batik tulis di Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan pada aspek produksi adalah pelatihan manajemen dan kreatifitas dalam produksi dengan rasio inkonsistensi 0,05, aspek pemasaran adalah pemasaran produk batik tulis lewat ecommerce dengan rasio inkonsistensi sebesar 0,07, aspek SDM adalah pelatihan peningkatan kreatifitas dan inovasi pada produk batik tulis dengan rasio inkonsistensi sebesar 0,02, dan aspek teknologi adalah teknologi pengolahan limbah batik dengan ratio inkonsistensi sebesar 0,05. Nilai rasio inkonsistensi keempat aspek kurang dari 0,1, hal ini menunjukkan bahwa analisis konsisten dan dapat diterima untuk dijadikan sebuah prioritas dalam pengembangan ekonomi lokal berbasis industri kreatif pada IKM batik tulis di Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan.