PENGARUH PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) TERHADAP DISINSENTIF BEKERJA RUMAH TANGGA KELUARGA PENERIMA MANFAAT (KPM) DI KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah dalam upaya mengatasi permasalahan kemiskinan dan kesejahteraan sosial. Secara umum, PKH mengurangi beban rumah tangga sangat miskin (RTSM) dengan memutus rantai kemiskinan antar generasi melalui bidang pendidikan dan kesehatan serta sejumlah program komplementer PKH lainnya. PKH yang merupakan program bantuan uang tunai bersyarat memberikan sumbangan dana kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang ditentukan berdasarkan komponen yang dimiliki rumah tangga tersebut. Bantuan tunai tersebut akan menambah penghasilan rumah tangga secara keseluruhan sehingga dapat menimbulkan perubahan perilaku rumah tangga dalam menentukan jam kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh PKH sebagai bantuan tunai terhadap disinsentif bekerja rumah tangga penerima manfaat yang dilihat dari penurunan jam kerja rumah tangga. Variabel independen yang digunakan adalah proporsi bantuan PKH, proporsi penghasilan rumah tangga, penghasilan kepala keluarga, penghasilan isteri, jumlah tanggungan keluarga, pendidikan kepala keluarga, pendidikan isteri, serta usia kepala keluarga dan usia istri. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui survei secara individu terhadap 100 rumah tangga KPM PKH di Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner. Hasil penelitian pada lingkup keseluruhan rumah tangga menunjukkan bahwa variabel proporsi bantuan PKH, proporsi penghasilan rumah tangga berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan jumlah jam kerja rumah tangga KPM PKH di Kecamatan Bulakamba. Penurunan jam kerja rumah tangga terdiri dari penurunan jam kerja kepala keluarga dan isteri. Pada kepala keluarga, menunjukkan bahwa hanya variabel penghasilan kepala keluarga berpengaruh secara signifikan pada penurunan jam kerja kepala keluarga. Kemudian jika dilihat pada isteri, menunjukkan bahwa variabel proporsi bantuan PKH, penghasilan isteri, dan usia isteri berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan jam kerja isteri. Penelitian ini menemukan bahwa secara keseluruhan, PKH berpengaruh signifikan terhadap penurunan jam kerja rumah tangga. Penurunan jam kerja rumah tangga terkonsentrasi atau didominasi oleh penurunan jam kerja isteri. Sedangkan penurunan jam kerja kepala keluarga tidak memiliki peran yang besar dalam penurunan jam kerja rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa jam kerja isteri lebih responsif dibandingkan dengan jam kerja kepala keluarga ketika terdapat sebuah bantuan sosial yang diberikan.