ANALISIS UTANG LUAR NEGERI INDONESIA : STUDI KASUS TAHUN 1970 - 2005

Sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia, mengandalkan utang sebagai bagian penting dari sumber pembiayaan pembangunannya. Pembiayaan melalui utang luar negeri dilakukan sebagai akibat kelangkaan sumber dana dalam negeri. Dalam kaitan ini perlu diperhatikan kemampuan daya serap suatu negara, sebagai argumen ekonomi yang diajukan untuk mendukung adanya utang luar negeri. Tolok ukur dari kemampuan daya serap utang luar negeri, dapat dilihat dari rasio utang luar negeri terhadap PDB dengan batas aman sebesar 30 %. Namun fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini rasio utang luar negeri Indonesia terhadap PDB masih lebih besar dari batas aman tersebut, yang memberikan indikasi bahwa jumlah utang luar negeri Indonesia terlalu besar. Hal inilah yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi utang luar negeri Indonesia serta model empiris utang luar negeri. Untuk menganalisis hal tersebut, digunakan pendekatan ECM yang mampu mengetahui hubungan keseimbangan jangka pendek dan jangka panjang antara variabel dependen dan independen. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen yang dipilih yaitu : defisit anggaran, investasi, kurs rupiah terhadap dollar, ekspor netto, dan tabungan domestik merupakan variabel yang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap utang luar negeri baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Signifikansi juga ditunjukkan oleh koefisien ECt yang memberi arti bahwa model spesifikasi ECM yang digunakan dalam penelitian ini valid. Secara individu, variabel defisit anggaran dan kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap utang luar negeri baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Investasi hanya memberikan hasil yang signifikan dan positif dalam jangka panjang, sedangkan tabungan domestik memberikan hasil yang signifikan dan negatif dalam jangka panjang. Sementara itu, variabel ekspor netto memberikan hasil yang signifikan dan negatif terhadap utang luar negeri baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hasil tersebut menegaskan bahwa permasalahan utang luar negeri merupakan permasalahan ekonomi yang bersifat struktural dan dalam jangka panjang. Dalam kaitan ini, pemerintah perlu memfokuskan diri pada peningkatan ekspor netto dan tabungan domestik untuk menekan jumlah utang luar negeri pemerintah.