NUGRAHENI, Praba Intan and WARIDIN, Waridin,(18 December 2014), ANALISIS RANTAI NILAI KOMODITAS PERTANIAN UBI KAYU (MANIHOT ESCULETA CRANTZ) DI KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI. , UNSPECIFIED, UNSPECIFIED
Text
Download (519kB)
Download (519kB)
Text
Download (499kB)
Download (499kB)
Text
Download (501kB)
Download (501kB)
Text
Download (502kB)
Download (502kB)
Text
Download (565kB)
Download (565kB)
Text
Restricted to Repository staff only
Download (2MB) | Request a copy
Restricted to Repository staff only
Download (2MB) | Request a copy
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rantai nilai komoditas pertanian ubi
kayu melalui value chain mapping, marjin dan R/C ratio yang diterima oleh masingmasing pelaku dalam tatanan rantai nilai untuk menentukan strategi dalam
meningkatkan rantai nilai ubi kayu. Kecamatan Tlogowungu merupakan sentra
budidaya ubi kayu dengan produksi terbesar di Kabupaten Pati. Tingginya potensi
produksi dan pengolahan ubi kayu tidak disertai dengan kinerja rantai pemasaran dan
struktur kelembagaan yang baik, sehingga rantai nilai tidak dapat bekerja secara
efektif.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pemilihan responden melalui
metode purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 120 orang dan
metode snowball sampling untuk menentukan channel informan sebanyak 17 orang.
Metode wawancara mendalam untuk key person dari lingkungan akademisi, pebisnis,
pemerintah dan komunitas (A-B-G-C) yang berkompeten dibidangnya ditentukan
secara purposive sampling sebanyak 6 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas ubi kayu yang dibudidayakan
memiliki kandungan HCN tinggi dengan rasa pahit untuk kebutuhan produksi industri
rumah tangga tepung tapioka di Kabupaten Pati, sehingga tidak dapat dikonsumsi
langsung. Marjin pemasaran yang diperoleh antara petani dengan pedagang penebas
sebesar Rp 250,00, sedangkan marjin pemasaran antara pedagang penebas dengan
penggiling sebesar Rp 3.350,00, kenaikan marjin yang signifikan terjadi karena ubi
kayu telah melalui proses pengolahan. Marjin pemasaran antara penggiling dengan
makelar krosok (tepung tapioka kasar) sebesar Rp 0,00 karena makelar bertindak
sebagai komisioner, marjin antara makelar krosok dengan pedagang besar tepung
tapioka sebesar Rp 1.700,00 dan marjin antara makelar ampas onggok dengan
pedagang besar ampas onggok sebesar Rp 1.150,00. Pelaku yang diuntungkan dalam
rantai nilai ini adalah pedagang besar tepung tapioka dengan profit marjin sebesar Rp
1.084,00 per kg, hal ini disebabkan pedagang besar memiliki kekuatan dalam
pemasaran serta informasi yang luas mengenai keadaan pasar dan harga. Disisi lain
R/C tertinggi diperoleh makelar krosok sebesar 6,67 karena aktivitas yang dilakukan
dalam pemasaran hampir tidak mengeluarkan biaya. Peningkatan rantai nilai menjadi
hal yang penting diupayakan dalam rangka mengefisienkan rantai sehingga
manfaatnya dapat lebih dirasakan oleh petani.
Keywords : | cassava, value chain, marketing margin, profit margin, R/C, ubi kayu, rantai nilai, marjin pemasaran, marjin keuntungan, R/C |
---|---|
Journal or Publication Title: | UNSPECIFIED |
Volume: | UNSPECIFIED |
Number: | UNSPECIFIED |
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
Subjects: | Ekonomi Pembangunan |
Depositing User: | Mohamad Sulamul Hadi |
Date Deposited: | 12 Oct 2020 03:41 |
Last Modified: | 12 Oct 2020 03:41 |
URI: | https://repofeb.undip.ac.id/id/eprint/7155 |