ANALISIS KINERJA PENERIMAAN RETRIBUSI PASAR DI KOTA SALATIGA

Pertambahan jumlah penduduk Kota Salatiga dengan segala aktivitasnya menuntut pemenuhan kebutuhan pelayanan jasa prasarana dan sarana umum seperti pasar. Pasar sebagai sarana berfungsi menampung hasil sektor pertanian, industri rumah tangga, serta mempercepat laju pertumbuhan ekonomi daerah Kota Salatiga.Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pasar dan PKL Kota Salatiga diketahui bahwa penerimaan retribusi pasar Kota Salatiga tidak efektif tetapi efisien. Hal ini menunjukkan adanya kinerja penerimaan retribusi pasar yang efisien tetapi tidak efektif. Permasalahannya adalah adanya kinerja penerimaan retribusi pasar di kota salatiga yang kurang efektif dan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja penerimaan retribusi pasar di Kota Salatiga yaitu faktor internal dan eksternalnya. Adapun tujuannya adalah menganalisis tingkat elastisitas retribusi pasar kios-los-pkl terhadap pedagang kios-los-PKL, luas pasar kios-los-PKL; merumuskan strategi untuk meningkatakan kinerja penerimaan retribusi pasar di kota salatiga. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purpusive sampling (pedagang, petugas pemungut retribusi pasar dan petugas pengelola retribusi pasar/ Dinas Pasar dan PKL Kota Salatiga) dengan jumlah 62 orang. Pada tahun 2001 dan di tahun 2004 elastisitas penerimaan retribusi kios-los-PKL terhadap jumlah pedagang yang menempati kios-los-PKL adalah bersifat elastis yaitu 1,47 (tahun 2001) dan 1,81 (tahun 2004), artinya apabila ada kenaikkan jumlah pedagang yang menempati kios-los-PKL di Kota Salatiga sebesar 1% akan meningkatkan penerimaan retribusi kios-los-PKL sebesar 1,47% di tahun 2001 dan 1,81 di tahun 2004. Tahun 2001 elastisitas penerimaan retribusi kios-los-PKL terhadap luas pasar kios-los-PKL adalah bersifat elastis yaitu 1,24, artinya apabila ada kenaikkan luas pasar kios-los-PKL meningkatkan 1% maka penerimaan retribusi kios-los-PKL sebesar 1,24 % di tahun 2001. Sedangkan dari tahun 2002-2004 bersifat inelastis yaitu sebesar 0,22 (tahun 2002), 0,25 (tahun 2003) dan 0,90 di tahun 2004. Dari analisis matriks SWOT diperoleh simpulan bahwa prioritas pertama adalah penyiapan dan peningkatan kualitas aparat/SDM yang profesional. Kedua penataan ruang kawasan perdagangan Kota Salatiga. Ketiga Menciptakan Kota Satelit Salatiga sebagai kota perdagangan. Strategi mengurangi kelemahan untuk menangkap peluang yang ada (WO) adalah menciptakan Kota Salatiga sebagai kawasan yang menarik untuk aktivitas regional (prioritas ke lima) ; dapat menarik aktivitas perekonomian (prioritas ke-enam). Prioritas ke tujuh adalah pemberdayaan masyarakat sekitarnya. Kinerja penerimaan retribusi pasar Kota Salatiga memiliki skor total IFE 2,02 artinya posisi internal dari Dinas Pasar dan PKL selaku dinas yang mengelola retribusi pasar memiliki posisi yang rata-rata terhadap kekuatan dan kelemahan yang ada. Skor total EFE-nya adalah 2,42. Hal ini menunjukkan bahwa faktor eksternal baik yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap peluang dan ancaman memiliki posisi yang sedang. Strategi yang cocok diterapkan adalah strategi penetrasi pasar atau strategi pengembangan produk