KETERBUKAAN PERDAGANGAN DAN EXCHANGE RATE PASS-THROUGH DALAM REZIM INFLATION TARGETING FRAMEWORK (ITF): STUDI KOMPARASI INDONESIA, THAILAND, DAN FILIPINA

Sebagian besar ekonomi pasar berkembang di tahun 90-an menghadapi krisis serius. Setelah krisis tersebut, kebijakan moneter ekonomi pasar berkembang menyerah untuk menggunakan nilai tukar sebagai jangkar. Oleh karena itu, Inflation Targeting framework (ITF) menjadi kebijakan baru. Dalam konteks perdebatan exchange rate pass-through (ERPT) di bawah rezim ITF, penelitian ini menganalisis bagaimana penerapan penargetan inflasi mempengaruhi ERPT di tiga negara berkembang Asia Tenggara – Indonesia, Thailand, dan Filipina – selama periode sampel 2000 hingga 2019. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki determinan makroekonomi dari derajat pass-through ke indeks harga konsumen. Untuk tujuan tersebut, penelitian ini mengadopsi metodologi berbeda yang menggabungkan Vector Autoregressive (VAR) dan analisis regresi Error Correction Model (ECM). Dengan menggunakan analisis VAR, penelitian ini menemukan efek asimetris dari guncangan nilai tukar di Indonesia, Thailand, dan Filipina dan hasilnya juga bervariasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu, dengan menggunakan analisis regresi jangka pendek dan jangka panjang ECM, penelitian ini menemukan bahwa penerapan penargetan inflasi tidak mengurangi derajat ERPT, sementara peningkatan keterbukaan perdagangan melalui trade share yang lebih tinggi dan tarif perdagangan yang lebih rendah mengurangi derajat ERPT di negara sampel.