EKSPOR KULINER DAN DAMPAKNYA PADA PEREKONOMIAN INDONESIA DENGAN PENDEKATAN INPUT OUTPUT

Industri kuliner merupakan sektor unggulan yang berkontribusi paling tinggi terhadap ekonomi kreatif Indonesia dan berperan besar sebagai komoditas ekspor unggulan yang menghasilkan devisa negara yang tinggi. Meskipun ekspor kuliner ini mengalami peningkatan tetapi kontribusinya masih lebih sedikit dibandingkan dengan sektor ekonomi kreatif unggulan lainnya seperti fesyen dan kriya. Padahal peningkatan ekspor kurilner ini semestinya mampu meningkatkan kapasitas produksi yang berdampak pada peningkatan output dan pendapatan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak peningkatan ekspor sebagai akibat dari adanya kenaikan GDP riil per kapita di negara tujuan terhadap peningkatan output dan pendapatan rumah tangga total dan sektoral di Indonesia. Penelitian dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama, melakukan analisis pengaruh GDP rill per kapita dan harga riil ekspor kuliner terhadap nilai ekspor kuliner Indonesia melalui estimasi ekonometrika panel data dengan pendekatan Fixed Effect Model (FEM) selama periode 2010-2020 menggunakan cross section lima negara tujuan, yaitu China, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Singapura. Pada tahap kedua, dilakukan analisis input output untuk mengestimasi dampak peningkatan ekspor terhadap output dan pendapatan rumah tangga sektoral dan total Indonesia. Estimasi menggunakan tabel input output updating ekonomi kreatif tahun 2014 yang terdiri atas 63 sektor. Hasil penelitian menunjukan bahwa GDP rill per kapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor kuliner. Sedangkan harga riil ekspor berpengaruh negatif, namun tidak signifikan terhadap ekspor kuliner. Kenaikan GDP rill per kapita di negara tujuan akan meningkatkan ekspor kuliner Indonesia dan sebagai dampaknya akan menaikan tingkat output dan pendapatan rumah tangga sektoral dan total. Dampak terbesar terjadi kepada industri kuliner itu sendiri dan diikuti sektor-sektor lain yang terkait seperti industri makanan dan minuman, industri perdagangan besar, sektor tanaman pangan, dan lain-lain.